Friday, September 25, 2015

Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman (Bagian 7)

(Antara perjodohan & percintaan)

Sesampai di rumah 1? membuka pintu rumahnya dengan ceria.

111?: "Wah! Putriku terlihat senang sekali, padahal beberapa waktu terakhir, terlihat begitu sedih. Apa yang sedang terjadi?" Kata bapaknya keheranan ketika melihat putrinya terlihat berubah begitu senang.

112?: "Pasti ini soal cinta. Terakhir kali dia bersedih karena cinta & sekarang dia bersuka ria tentu karena cinta. Ayo ngaku! Ibu tahu kok! Ayo ceritakan pada ibu siapa orang yang bisa membuatmu bahagia lagi?"

1?: "Jangan sekarang bu, soalnya aku mau menuliskan pengalamanku hari ini pada buku harianku dulu. Mumpung masing segar dalam ingatanku. Aku tidak ingin detailnya ada yang terlewat satu pun, karena aku sangat terkesan dengan setiap momen bersamanya." Katanya sambil mencium tangan kedua orang tuanya & memeluk keduanya dengan hati gembira.

112?: "Ohya! Ibu jadi penasaran dengan orang itu, seperti apa dirinya hingga bisa membuatmu begitu terkesan seperti itu."

1?: "Iya..iya bu. Nanti kalau aku sudah selesai menuliskan semua momenku bersamanya, aku akan ceritakan semuanya dari a sampai z kepada ibu. Ibu kan teman curhatku yang paling mengerti isi hatiku." Katanya kepada ibunya kemudian dia berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

112?: "Aku bersyukur putri kita akhirnya bisa bahagia lagi ya pak. Semoga orang ini adalah orang terakhir dari pencarian cintanya yang berliku selama ini." Kata ibunya pada suaminya setelah putrinya sudah masuk ke dalam kamarnya.

111?: "Iya bu, semoga saja begitu. Kalaupun tidak, itu berarti tidak ada pilihan lagi bagi dia untuk menikah dengan pria yang kita siapkan sebagai jodohnya."

112?: "Aku sangat tahu perasaan putriku pak. Putri kita tidak mencintainya. Kita jangan terlalu memaksanya untuk menikah dengan pria pilihan kita. Kita beri dia waktu untuk mencari pria pilihannya sendiri. Soal perjodohan dengan pria pilihan kita, adalah langkah paling akhir."

111?: "Apa sih yang kurang dari pria pilihan kita? Dia itu tampan, dari keluarga berada & terpandang, pria yang sangat baik, bahkan sebenarnya banyak keluarga terpandang lain yang berniat menjodohkan putri mereka dengannya. Hanya saja karena keberuntungan kita yang kenal dekat dengan orang tuanya sehingga lebih memilih menjodohkan putranya dengan putri kita."

112?: "Iya pak, ibu tahu itu. Sebenarnya ibu juga tidak sabar ingin segera menikahkan putri kita dengan pria pujaan hatinya, mengingat usianya yang sudah cukup ideal untuk berumah tangga, tetapi setiap kali putri kita curhat padaku, dia masih belum berkeinginan menikah kecuali dengan pria yang benar-benar dia cintai."

111?: " Apa cinta itu segalanya? Jika seorang pria sudah mapan & berasal dari keturunan yang baik & terpandang, soal cinta itu bisa diatur. Bukankah kita dulu menikah tanpa adanya perasaan saling cinta? Yang kita tahu dulu adalah kita dijodohkan oleh orang tua kita dengan seseorang yang baik & terpandang. Karena kita anak yang berbakti pada orang tua sehingga kita menurut saja dengan apa yang dimau orang tua kita. Toh yang dimau orang tua adalah yang terbaik untuk anaknya. Bukankah sejak kita menikah hingga sekarang, kita hidup bahagia & bahkan aku semakin mencintai & menyayangimu istriku." Kata suaminya sambil memeluk & mencium kening istrinya.

112?: "Ah bapak ini sukanya menggombal melulu pada ibu. Memangnya gombalan bapak bisa mengubah pendapat ibu soal putri kita?! Kalau soal yang lain sih, ibu akui gombalan bapak memang mengena di hati, sehingga bisa membuat ibu mabuk kepayang terkena rayuan maut bapak." Kata istrinya sambil malu-malu ke suaminya.

111: "Dulu memang bapak kan perayu kelas wahid! Banyak perempuan yang sampai jatuh cinta setengah mati dengan bapak. Tapi setelah menikah, akhirnya aku menyadari bahwa cuma ibu saja yang bisa membuat bapak tidak berdaya dengan pesona kecantikan luar & dalam dari ibu. Sehingga kalaupun para perempuan cantik yang aku kenal rela dimadu olehku & ibu juga rela diriku menikah lagi, aku pun tidak bakalan mau menikah lagi. Karena hanya denganmu saja aku merasa sangat bahagia & merasa telah memiliki segala yang aku impikan."

112?: "Ah bapak ini selalu saja menggombal. Iya..iya..aku tahu seberapa besar cinta & kasih sayang bapak padaku. Tapi tetap jangan menggombaliku seperti itu dong. Aku kan jadi malu & merasa seperti di saat pertama kali kita menikah & mencoba berusaha untuk saling mengenal & mencintai satu sama lain dengan cara berpacaran & berpura-pura seolah-olah kita baru kenal."

111?: "Haha..Iya..ya.. aku jadi ingat masa-masa indah dahulu, bagaimana aku merayumu habis-habis-an hanya untuk membuatmu jatuh cinta padaku. Padahal para perempuan lain sudah tak berdaya dengan sedikit rayuanku. Tapi aku senang ketika segala usaha yang susah payah itu membuahkan hasil, sehingga bisa merebut & memiliki hatimu hanya untukku. Sehingga sekarang dengan sedikit rayuanku saja, kamu langsung malu & klepek-klepek padaku." Katanya pada istrinya sambil merangkul & menempelkan pipinya pada pipi istrinya.

112?: "Soalnya sebelum mengenalmu, aku sangat menjaga jarak dengan para pria & tidak mudah jatuh cinta hanya oleh rayuan gombal semanis apapun, tapi setelah menjadi istrimu & semakin mengenalmu, aku baru sadar betapa mautnya rayuanmu yang dulu telah banyak menaklukkan hati para perempuan." Katanya sambil memegang & mengelus-elus tangan suaminya.

111?: "Tapi tetap saja kamu yang paling sulit aku taklukkan. Untuk hal-hal tertentu terutama soal putrimu, aku susah mempengaruhimu."

112?: "Tentulah, karena aku paling mengenalnya sehingga aku tahu apa yang terbaik untuknya."

Suami istri itu terus ngobrol & bernostalgia di lantai bawah sedangkan putrinya masih menuliskan perasaan hatinya yang sedang berbunga-bunga di lantai atas. Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing hingga tidak terasa sudah larut malam. Sehingga saat itu suami istri tersebut kemudian pergi ke kamarnya untuk tidur sedangkan putrinya masih asyik menulis buku hariannya hingga ketiduran.

No comments:

Post a Comment