Ada seorang pemuda yang sedang duduk sendiri di hamparan pasir pantai. Dia terlihat memandangi tepi batas kaki langit & ujung lautan yang begitu jauh di hadapan matanya. Tanpa disadari di belakangnya ada seorang gadis yang dari awal terus memperhatikannya. Lama-lama si gadis mendekat padanya & menunggu saat-saat ketika bisa bertegur sapa & ngobrol dengannya. Detik-detik pun berlalu, tapi sang pemuda terlihat begitu larut dalam pikirannya yang menerawang jauh entah ke mana. Meski begitu si gadis tetap menunggu & mencoba melakukan hal serupa seperti yang dilakukannya.
Tak terasa waktu sudah berlalu beberapa lama & saat sang pemuda tersadar, tak jauh darinya ada seorang gadis yang sedang duduk termenung. Sang pemuda pun menyapanya: "Hai, anda sedang apa di sini ?" Sambil bertanya-tanya dalam hati, kenapa si gadis tiba-tiba ada di tempat yang hanya ada dia sendiri yang duduk di tepi pantai.
Seketika si gadis sedikit kaget karena terlanjur hanyut dalam perenungan & disadarkan oleh kata-kata sang pemuda tadi, lalu dia berkata:
"Hai juga, maaf kalau saya mengganggu kegiatan anda. Saya hanya ingin berbincang dengan anda. Tapi saat mendapati anda sedang asyik menikmati pemandangan laut di sini, saya tak berani mengganggunya".
"Lalu anda siapa? & apa ada yang bisa saya bantu?" Kata sang pemuda.
"Perkenalkan nama saya ratih. Saya dari kota, datang ke sini ingin menemui anda, orang yang selama ini telah banyak menginspirasi saya."
"Benarkah saya seperti itu? Ah, jangan berlebihan seperti itu. Biasa saja lah, saya hanya orang biasa seperti yang lain. Memangnya maksud kedatangan ratih ke sini apa?" Kata sang pemuda.
"Saya ke sini ingin berkenalan lebih dekat dengan anda. Tapi sebenarnya saya sudah lama berkeinginan untuk ke sini, hanya saja baru sekarang hal ini bisa saya lakukan, itu pun dengan terlebih dahulu selama seminggu mempersiapkan diri untuk saat ini." Kata ratih sambil malu-malu & dengan jantung yang berdebar-debar.
Sang pemuda sudah menangkap maksud hati si gadis & berkata: "Berarti saya adalah orang yang beruntung jika saya seperti yang ratih katakan."
"Memang begitulah adanya & saya mengatakan yang sejujurnya. Anda telah membuat banyak perubahan pada diri saya. Oleh karena itu saya ingin menemui anda. " kata ratih dengan nada serius untuk meyakinkan sang pemuda.
"Jika begitu terima kasih atas pujiannya, walaupun saya hanya melakukan apa yang bisa saya lakukan. Perubahan yang terjadi pada ratih adalah karena ratih sendiri yang ingin berubah, bukan saya. Karena saya sendiri tidak mengenal ratih sama sekali." Kata sang pemuda.
"Saya terinspirasi dengan anda karena saya melihat dunia seolah tidak suka dengan anda & menjauhi anda tetapi anda tetap menjalani kehidupan ini seperti biasanya. Saya & orang lain menjadi heran karenanya." Kata ratih sambil menatap wajah sang pemuda dengan dalam.
"Ratih terlalu mendramatisir hal ini." Kata sang pemuda sambil tersenyum pada ratih sehingga membuatnya tertunduk malu karena senyuman itu.
Kemudian sang pemuda melanjutkan perkataannya: "Kalau dari sudut pandangku tidak begitu."
"Tapi anda menjadi seorang diri & tidak ada orang lain yang menemani!" Kata ratih menyelanya dengan nada seolah tidak menerima perkataannya.
"Tuh kan, didramatisir lagi!" Kata sang pemuda menyahutinya. Lalu ia langsung berkata: "Minimal masih ada orang yang sepanjang hidup menemani saya, yakni diri saya sendiri. Sehingga ketika sendirian, saya berbicara dengan diri sendiri atas apapun yang sedang dialami. Sehingga saya tidak merasa kesepian, malah kadang jadi asyik dengan diri sendiri."
"Apalagi ditambah, ada seseorang seperti kamu yang datang mendekati, sehingga kini aku tidak sendiri lagi." Kata sang pemuda sambil melihat ratih & hal ini membuat ratih jadi tersipu malu.
Sambil mengumpulkan segenap tenaganya & dengan terbata-bata, ratih lalu berkata, "Oleh karena itu bolehkah saya.....?" Suasana jadi hening & hanya terdengar suara angin, ombak serta kicauan & kepakan burung-burung.
Sang pemuda mengerti maksud ratih lalu berkata "Iya" yang memecah keheningan di antara mereka.
"Tapi apakah ratih sudah tahu, aku orangnya seperti apa & apa yang aku inginkan?" Kata sang pemuda dengan nada agak ragu.
"Saya sangat mengenal anda, itulah mengapa saya mendekat meskipun yang lain menjauh." Kata ratih mencoba meyakinkan sang pemuda.
"Meski seringkali terasa begitu sakit menjalaninya, seolah hal ini seperti melewati taman bunga mawar yang indah tapi juga penuh dengan duri-duri yang tajam." Kata ratih sambil menerawang & terlihat matanya berkaca-kaca serta ada sebagian air matanya yang menetes.
"Iya, aku mengerti & bisa merasakan apa yang ratih alami." Kata sang pemuda sambil mengambil sapu tangan di sakunya & memberikannya pada ratih. Lalu sang pemuda melanjutkan pembicaraannya: "Baru saja ratih mendramatisir lagi masalahnya. Memang untuk sampai pada keadaan yang saat ini aku capai, banyak hal yang dialami termasuk seperti yang ratih pernah alami itu. Selama yakin pada jalan yang dipilih, terus lanjutkan untuk menempuh perjalanannya, walaupun awalnya tidak enak. Jadi anggaplah setiap lika liku perjalanan & enak tidaknya kejadian yang dialami sebagai bumbu kehidupan & untuk mewarnai hidup kita agar menjadi lebih hidup."
Setelah mendengar penjelasan sang pemuda, ratih lalu berkata: "aku menantikan saat-saat ini, jadi ijinkan aku bersandar sebentar di sampingmu untuk mengobati kegalauan hatiku saat jauh darimu ketika aku sedang menghadapi masalah."
"Silahkan." Kata sang pemuda dengan singkat.
Kemudian ratih mendekat & bersandar sebentar di sampingnya sambil berkata: "Akhirnya aku bisa menyandarkan sebagian beban yang kurasakan padamu, semoga saat ini bukan akhir dari hubungan kita karena aku ingin menjalin hubungan lebih dekat lagi denganmu."
Tak lama setelah itu ratih berpamitan pulang lalu berkata: "Terima kasih atas momen singkat & berharga ini. Baru kali ini saya merasakan kebahagiaan yang sebenarnya & aku akan sangat merindukan momen seperti ini lagi."
"Iya. Sama-sama. Semoga kita nanti bisa melewati semuanya bersama-sama. Oh iya, sapu tangannya aku berikan padamu sebagai hadiah & sebagai pengingat serta penggantiku di saat kamu sedang menghadapi masalah." Kata sang pemuda sambil melambaikan tangan padanya.
Perlahan ratih berjalan mundur sambil melambaikan tangannya yang memegang sapu tangan sang pemuda & berkata: "Terima kasih! Saya akan merindukanmu & semoga kita bisa segera bertemu lagi."