Wednesday, September 30, 2015

Di manakah kebahagiaan itu?

Untuk sampai pada keadaan seperti saat ini, kita semua telah melakukan sejumlah pengorbanan. Kalian mengorbankan (baca: merelakan) apa yang kalian punya untuk mendapatkan cintaku, sedangkan aku mengorbankan (baca: merelakan) para pecintaku untuk menemukan mereka yang tulus & rela berbagi cinta demi aku. Berbagai pengorbanan yang telah kita lakukan apakah masih harus terus kita lakukan? Selama kita merasa masih belum sampai di ujung pencarian maka sampai selama itu-lah kita terus lanjutkan perjalanan kita. Jika demikian, lalu di manakah kebahagiaan itu? Bukankah kita hidup untuk mencari & meraih kebahagiaan? Bukankah salah satu hal yang menjadi kebahagiaan kita adalah cinta? & cinta sendiri akan berujung pada kebahagiaan melalui kebersamaan & penyatuan dengan yang dicinta? Tapi jika pencarian kita berlangsung seumur hidup, apakah itu berarti kita harus siap bertahan untuk tidak bahagia seumur hidup kita? Lalu di manakah kebahagiaan yang kita cari-cari, jika pencarian seumur hidup kita tidak menemukan hasil sama sekali?

Jika kita renungkan lagi, pernahkah kita merasakan kebahagiaan sewaktu kecil, di mana kita belum benar-benar menyadari apa arti kebahagiaan itu sendiri? Atau pernahkah kita merasakan kebahagiaan itu ketika kita sudah dewasa, saat kita sudah memahami banyak hal & paling tidak sudah memahami apa itu kebahagiaan walaupun sedikit? Ada yang mengartikan kebahagiaan itu sebagai mendapatkan & melakukan apa saja yang kita inginkan seperti ketika kita masih kecil atau ada juga yang mengartikan kebahagiaan itu sebagai ketenangan batin & kedamaian hati di tengah berbagai persoalan hidup yang kita alami ketika kita dewasa. Atau ada juga yang menggabungkan keduanya untuk mengartikan kebahagiaan. Ketika kita mendapatkan & melakukan apa saja yang diinginkan ketika kita sudah dewasa, maka hal ini bisa membuat kita bahagia tapi bisa juga membuat kita sengsara. Membuat kita sengsara jika dalam mendapatkan & melakukan apapun yang diinginkan dilakukan secara membabi buta serta menerobos berbagai batasan & larangan yang tidak diperbolehkan, karena dengan jalan ini, maka kita akan mendapatkan akibat yang buruk dari apa yang telah kita perbuat. Tetapi jika kita mendapatkan & melakukan apapun yang diinginkan secara baik-baik serta mematuhi berbagai batasan & larangan yang tidak diperbolehkan maka kita akan mendapatkan akibat yang baik sehingga hal ini akan memberikan perasaan yang bahagia karena telah mendapatkan & melakukan apa yang kita inginkan tanpa dikejar & dihantui oleh akibat buruk dari perbuatan kita. Perasaan tanpa dikejar & dihantui akibat buruk dari perbuatan kita ini akan menimbulkan ketenangan batin & kedamaian hati kita yang merupakan gabungan dari ke dua pengertian kebahagiaan di atas.

Tapi bagaimana dengan orang yang tidak bisa dengan bebas mendapatkan & melakukan apapun yang diinginkannya? Apakah dia tidak bisa bahagia? Jika kita kembali lagi pada pengertian kebahagiaan di atas, maka kebahagiaan ada yang diartikan sebagai ketenangan batin & kedamaian hati. Jadi kebahagiaan tidak melulu soal mendapatkan & melakukan apapun yang diinginkan karena ada juga orang yang dengan kekayaan & kekuasaan yang dimilikinya, bisa mendapatkan & melakukan apapun yang diinginkannya tetapi tetap tidak merasa bahagia serta malah membuatnya menjadi melampaui batas & terjerumus pada hal-hal terlarang sehingga akan membuatnya menjadi semakin menderita. Ketenangan batin & kedamaian hati terjadi ketika kita tidak diributkan & dibebani berbagai persoalan hidup. Tetapi keadaan seperti ini bukankah hanya bisa diberlakukan pada para pertapa/orang yang menjauhi segala hiruk pikuk keduniaan? Jika kita hanya melihat secara sebagian maka tidak mengherankan jika sampai muncul pertanyaan seperti itu. Kita masih bisa tetap beraktivitas seperti biasa & berada serta berbaur dengan orang lain dengan tetap memiliki ketenangan batin & kedamaian hati melalui penyikapan: "berbagai persoalan hidup" kita anggap seperti sebuah buku yang kita bawa dalam suatu perjalanan panjang. Ketika kita merasa berat membawanya, maka kita istirahat sebentar & meletakkan buku tersebut. Apabila diperlukan, kita bisa membuka-buka buku kita & membaca-bacanya untuk hiburan/untuk mengambil suatu pelajaran sebelum kita melanjutkan perjalanan. Dengan begitu maka batin kita akan tetap merasa tenang & hati kita akan tetap merasa damai.

Lalu apakah kunci agar bisa melakukan itu semua? Karena jika direnungkan, penggambaran di atas terlihat indah tetapi berat & sulit dalam penerapannya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis pernah membuat tulisan (Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman - Bagian 5) mengenai sebuah kata dari seorang bijak di masa lalu yang menemukan kata "kurma" sebagai singkatan dari kata "syukur & menerima". Kata ini bisa menjadi kunci menuju kebahagiaan. Kata ini bisa diterapkan dalam berbagai keadaan yang sedang dialami, baik ketika kita berada dalam keadaan duka maupun suka, dalam keadaan ketika di bawah maupun di atas, ketika terpuruk maupun ketika sukses, ketika tidak punya apa-apa maupun ketika punya segalanya & lain sebagainya. Apapun keadaannya, ketika kita memegang kata ini ("kurma" - bersyukur & menerima), kita akan merasakan ketenangan batin & kedamaian hati. Saat kita terpuruk, tiada jalan lain kecuali menerima keadaan tersebut agar tekanan batin tidak terlalu menyesakkan & menyakitkan hati akibat sikap tidak mau menerima kenyataan. Sedangkan rasa syukur kita panjatkan, karena dalam setiap keterpurukan selalu ada pelajaran berharga yang akan membuat kita merenungkan diri sendiri yang merupakan langkah awal & jalan menuju pengenalan diri. Melalui pengenalan diri, kita akan menemukan pintu kebahagiaan karena kita dapat mengetahui minat & bakat serta bidang yang menjadi kelebihan kita untuk kita gunakan dalam menapaki jalan menuju kebahagiaan kita atau kita dapat mengetahui kelemahan, kekurangan bahkan keburukan kita yang akan kita gunakan sebagai rambu-rambu dalam menentukan langkah menuju kebahagiaan kita.

Penjelasan di atas memang terlihat sederhana, mudah & indah tetapi kita tidak bisa menyangkal jika sesuatu yang ideal, nampak indah hanya ketika digambarkan/dibayangkan saja & akan sangat jarang/bahkan langka keadaan ideal tersebut dapat terjadi di dunia nyata. Tapi selama kita sudah berusaha, paling tidak kita sudah mengarah & berada di jalur menuju keadaan ideal tersebut. Jika para pembaca punya pandangan lain mengenai hal ini maka penjelasan di atas anggap saja sebagai gambaran umum & penyederhanaan situasi & kondisi kehidupan yang rumit dari sudut pandang penulis serta tulisan di atas anggap saja sebagai alternatif sudut pandang dalam memahami kehidupan.

Di manakah kebahagiaan itu?

Untuk sampai pada keadaan seperti saat ini, kita semua telah melakukan sejumlah pengorbanan. Kalian mengorbankan (baca: merelakan) apa yang kalian punya untuk mendapatkan cintaku, sedangkan aku mengorbankan (baca: merelakan) para pecintaku untuk menemukan mereka yang tulus & rela berbagi cinta demi aku. Berbagai pengorbanan yang telah kita lakukan apakah masih harus terus kita lakukan? Selama kita merasa masih belum sampai di ujung pencarian maka sampai selama itu-lah kita terus lanjutkan perjalanan kita. Jika demikian, lalu di manakah kebahagiaan itu? Bukankah kita hidup untuk mencari & meraih kebahagiaan? Bukankah salah satu hal yang menjadi kebahagiaan kita adalah cinta? & cinta sendiri akan berujung pada kebahagiaan melalui kebersamaan & penyatuan dengan yang dicinta? Tapi jika pencarian kita berlangsung seumur hidup, apakah itu berarti kita harus siap bertahan untuk tidak bahagia seumur hidup kita? Lalu di manakah kebahagiaan yang kita cari-cari, jika pencarian seumur hidup kita tidak menemukan hasil sama sekali?

Jika kita renungkan lagi, pernahkah kita merasakan kebahagiaan sewaktu kecil, di mana kita belum benar-benar menyadari apa arti kebahagiaan itu sendiri? Atau pernahkah kita merasakan kebahagiaan itu ketika kita sudah dewasa, saat kita sudah memahami banyak hal & paling tidak sudah memahami apa itu kebahagiaan walaupun sedikit? Ada yang mengartikan kebahagiaan itu sebagai mendapatkan & melakukan apa saja yang kita inginkan seperti ketika kita masih kecil atau ada juga yang mengartikan kebahagiaan itu sebagai ketenangan batin & kedamaian hati di tengah berbagai persoalan hidup yang kita alami ketika kita dewasa. Atau ada juga yang menggabungkan keduanya untuk mengartikan kebahagiaan. Ketika kita mendapatkan & melakukan apa saja yang diinginkan ketika kita sudah dewasa, maka hal ini bisa membuat kita bahagia tapi bisa juga membuat kita sengsara. Membuat kita sengsara jika dalam mendapatkan & melakukan apapun yang diinginkan dilakukan secara membabi buta serta menerobos berbagai batasan & larangan yang tidak diperbolehkan, karena dengan jalan ini, maka kita akan mendapatkan akibat yang buruk dari apa yang telah kita perbuat. Tetapi jika kita mendapatkan & melakukan apapun yang diinginkan secara baik-baik serta mematuhi berbagai batasan & larangan yang tidak diperbolehkan maka kita akan mendapatkan akibat yang baik sehingga hal ini akan memberikan perasaan yang bahagia karena telah mendapatkan & melakukan apa yang kita inginkan tanpa dikejar & dihantui oleh akibat buruk dari perbuatan kita. Perasaan tanpa dikejar & dihantui akibat buruk dari perbuatan kita ini akan menimbulkan ketenangan batin & kedamaian hati kita yang merupakan gabungan dari ke dua pengertian kebahagiaan di atas.

Tapi bagaimana dengan orang yang tidak bisa dengan bebas mendapatkan & melakukan apapun yang diinginkannya? Apakah dia tidak bisa bahagia? Jika kita kembali lagi pada pengertian kebahagiaan di atas, maka kebahagiaan ada yang diartikan sebagai ketenangan batin & kedamaian hati. Jadi kebahagiaan tidak melulu soal mendapatkan & melakukan apapun yang diinginkan karena ada juga orang yang dengan kekayaan & kekuasaan yang dimilikinya, bisa mendapatkan & melakukan apapun yang diinginkannya tetapi tetap tidak merasa bahagia serta malah membuatnya menjadi melampaui batas & terjerumus pada hal-hal terlarang sehingga akan membuatnya menjadi semakin menderita. Ketenangan batin & kedamaian hati terjadi ketika kita tidak diributkan & dibebani berbagai persoalan hidup. Tetapi keadaan seperti ini bukankah hanya bisa diberlakukan pada para pertapa/orang yang menjauhi segala hiruk pikuk keduniaan? Jika kita hanya melihat secara sebagian maka tidak mengherankan jika sampai muncul pertanyaan seperti itu. Kita masih bisa tetap beraktivitas seperti biasa & berada serta berbaur dengan orang lain dengan tetap memiliki ketenangan batin & kedamaian hati melalui penyikapan: "berbagai persoalan hidup" kita anggap seperti sebuah buku yang kita bawa dalam suatu perjalanan panjang. Ketika kita merasa berat membawanya, maka kita istirahat sebentar & meletakkan buku tersebut. Apabila diperlukan, kita bisa membuka-buka buku kita & membaca-bacanya untuk hiburan/untuk mengambil suatu pelajaran sebelum kita melanjutkan perjalanan. Dengan begitu maka batin kita akan tetap merasa tenang & hati kita akan tetap merasa damai.

Lalu apakah kunci agar bisa melakukan itu semua? Karena jika direnungkan, penggambaran di atas terlihat indah tetapi berat & sulit dalam penerapannya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis pernah membuat tulisan (Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman - Bagian 5) mengenai sebuah kata dari seorang bijak di masa lalu yang menemukan kata "kurma" sebagai singkatan dari kata "syukur & menerima". Kata ini bisa menjadi kunci menuju kebahagiaan. Kata ini bisa diterapkan dalam berbagai keadaan yang sedang dialami, baik ketika kita berada dalam keadaan duka maupun suka, dalam keadaan ketika di bawah maupun di atas, ketika terpuruk maupun ketika sukses, ketika tidak punya apa-apa maupun ketika punya segalanya & lain sebagainya. Apapun keadaannya, ketika kita memegang kata ini ("kurma" - bersyukur & menerima), kita akan merasakan ketenangan batin & kedamaian hati. Saat kita terpuruk, tiada jalan lain kecuali menerima keadaan tersebut agar tekanan batin tidak terlalu menyesakkan & menyakitkan hati akibat sikap tidak mau menerima kenyataan. Sedangkan rasa syukur kita panjatkan, karena dalam setiap keterpurukan selalu ada pelajaran berharga yang akan membuat kita merenungkan diri sendiri yang merupakan langkah awal & jalan menuju pengenalan diri. Melalui pengenalan diri, kita akan menemukan pintu kebahagiaan karena kita dapat mengetahui minat & bakat serta bidang yang menjadi kelebihan kita untuk kita gunakan dalam menapaki jalan menuju kebahagiaan kita atau kita dapat mengetahui kelemahan, kekurangan bahkan keburukan kita yang akan kita gunakan sebagai rambu-rambu dalam menentukan langkah menuju kebahagiaan kita.

Penjelasan di atas memang terlihat sederhana, mudah & indah tetapi kita tidak bisa menyangkal jika sesuatu yang ideal, nampak indah hanya ketika digambarkan/dibayangkan saja & akan sangat jarang/bahkan langka keadaan ideal tersebut dapat terjadi di dunia nyata. Tapi selama kita sudah berusaha, paling tidak kita sudah mengarah & berada di jalur menuju keadaan ideal tersebut. Jika para pembaca punya pandangan lain mengenai hal ini maka penjelasan di atas anggap saja sebagai gambaran umum & penyederhanaan situasi & kondisi kehidupan yang rumit dari sudut pandang penulis serta tulisan di atas anggap saja sebagai alternatif sudut pandang dalam memahami kehidupan.

Friday, September 25, 2015

Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman (Bagian 7)

(Antara perjodohan & percintaan)

Sesampai di rumah 1? membuka pintu rumahnya dengan ceria.

111?: "Wah! Putriku terlihat senang sekali, padahal beberapa waktu terakhir, terlihat begitu sedih. Apa yang sedang terjadi?" Kata bapaknya keheranan ketika melihat putrinya terlihat berubah begitu senang.

112?: "Pasti ini soal cinta. Terakhir kali dia bersedih karena cinta & sekarang dia bersuka ria tentu karena cinta. Ayo ngaku! Ibu tahu kok! Ayo ceritakan pada ibu siapa orang yang bisa membuatmu bahagia lagi?"

1?: "Jangan sekarang bu, soalnya aku mau menuliskan pengalamanku hari ini pada buku harianku dulu. Mumpung masing segar dalam ingatanku. Aku tidak ingin detailnya ada yang terlewat satu pun, karena aku sangat terkesan dengan setiap momen bersamanya." Katanya sambil mencium tangan kedua orang tuanya & memeluk keduanya dengan hati gembira.

112?: "Ohya! Ibu jadi penasaran dengan orang itu, seperti apa dirinya hingga bisa membuatmu begitu terkesan seperti itu."

1?: "Iya..iya bu. Nanti kalau aku sudah selesai menuliskan semua momenku bersamanya, aku akan ceritakan semuanya dari a sampai z kepada ibu. Ibu kan teman curhatku yang paling mengerti isi hatiku." Katanya kepada ibunya kemudian dia berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

112?: "Aku bersyukur putri kita akhirnya bisa bahagia lagi ya pak. Semoga orang ini adalah orang terakhir dari pencarian cintanya yang berliku selama ini." Kata ibunya pada suaminya setelah putrinya sudah masuk ke dalam kamarnya.

111?: "Iya bu, semoga saja begitu. Kalaupun tidak, itu berarti tidak ada pilihan lagi bagi dia untuk menikah dengan pria yang kita siapkan sebagai jodohnya."

112?: "Aku sangat tahu perasaan putriku pak. Putri kita tidak mencintainya. Kita jangan terlalu memaksanya untuk menikah dengan pria pilihan kita. Kita beri dia waktu untuk mencari pria pilihannya sendiri. Soal perjodohan dengan pria pilihan kita, adalah langkah paling akhir."

111?: "Apa sih yang kurang dari pria pilihan kita? Dia itu tampan, dari keluarga berada & terpandang, pria yang sangat baik, bahkan sebenarnya banyak keluarga terpandang lain yang berniat menjodohkan putri mereka dengannya. Hanya saja karena keberuntungan kita yang kenal dekat dengan orang tuanya sehingga lebih memilih menjodohkan putranya dengan putri kita."

112?: "Iya pak, ibu tahu itu. Sebenarnya ibu juga tidak sabar ingin segera menikahkan putri kita dengan pria pujaan hatinya, mengingat usianya yang sudah cukup ideal untuk berumah tangga, tetapi setiap kali putri kita curhat padaku, dia masih belum berkeinginan menikah kecuali dengan pria yang benar-benar dia cintai."

111?: " Apa cinta itu segalanya? Jika seorang pria sudah mapan & berasal dari keturunan yang baik & terpandang, soal cinta itu bisa diatur. Bukankah kita dulu menikah tanpa adanya perasaan saling cinta? Yang kita tahu dulu adalah kita dijodohkan oleh orang tua kita dengan seseorang yang baik & terpandang. Karena kita anak yang berbakti pada orang tua sehingga kita menurut saja dengan apa yang dimau orang tua kita. Toh yang dimau orang tua adalah yang terbaik untuk anaknya. Bukankah sejak kita menikah hingga sekarang, kita hidup bahagia & bahkan aku semakin mencintai & menyayangimu istriku." Kata suaminya sambil memeluk & mencium kening istrinya.

112?: "Ah bapak ini sukanya menggombal melulu pada ibu. Memangnya gombalan bapak bisa mengubah pendapat ibu soal putri kita?! Kalau soal yang lain sih, ibu akui gombalan bapak memang mengena di hati, sehingga bisa membuat ibu mabuk kepayang terkena rayuan maut bapak." Kata istrinya sambil malu-malu ke suaminya.

111: "Dulu memang bapak kan perayu kelas wahid! Banyak perempuan yang sampai jatuh cinta setengah mati dengan bapak. Tapi setelah menikah, akhirnya aku menyadari bahwa cuma ibu saja yang bisa membuat bapak tidak berdaya dengan pesona kecantikan luar & dalam dari ibu. Sehingga kalaupun para perempuan cantik yang aku kenal rela dimadu olehku & ibu juga rela diriku menikah lagi, aku pun tidak bakalan mau menikah lagi. Karena hanya denganmu saja aku merasa sangat bahagia & merasa telah memiliki segala yang aku impikan."

112?: "Ah bapak ini selalu saja menggombal. Iya..iya..aku tahu seberapa besar cinta & kasih sayang bapak padaku. Tapi tetap jangan menggombaliku seperti itu dong. Aku kan jadi malu & merasa seperti di saat pertama kali kita menikah & mencoba berusaha untuk saling mengenal & mencintai satu sama lain dengan cara berpacaran & berpura-pura seolah-olah kita baru kenal."

111?: "Haha..Iya..ya.. aku jadi ingat masa-masa indah dahulu, bagaimana aku merayumu habis-habis-an hanya untuk membuatmu jatuh cinta padaku. Padahal para perempuan lain sudah tak berdaya dengan sedikit rayuanku. Tapi aku senang ketika segala usaha yang susah payah itu membuahkan hasil, sehingga bisa merebut & memiliki hatimu hanya untukku. Sehingga sekarang dengan sedikit rayuanku saja, kamu langsung malu & klepek-klepek padaku." Katanya pada istrinya sambil merangkul & menempelkan pipinya pada pipi istrinya.

112?: "Soalnya sebelum mengenalmu, aku sangat menjaga jarak dengan para pria & tidak mudah jatuh cinta hanya oleh rayuan gombal semanis apapun, tapi setelah menjadi istrimu & semakin mengenalmu, aku baru sadar betapa mautnya rayuanmu yang dulu telah banyak menaklukkan hati para perempuan." Katanya sambil memegang & mengelus-elus tangan suaminya.

111?: "Tapi tetap saja kamu yang paling sulit aku taklukkan. Untuk hal-hal tertentu terutama soal putrimu, aku susah mempengaruhimu."

112?: "Tentulah, karena aku paling mengenalnya sehingga aku tahu apa yang terbaik untuknya."

Suami istri itu terus ngobrol & bernostalgia di lantai bawah sedangkan putrinya masih menuliskan perasaan hatinya yang sedang berbunga-bunga di lantai atas. Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing hingga tidak terasa sudah larut malam. Sehingga saat itu suami istri tersebut kemudian pergi ke kamarnya untuk tidur sedangkan putrinya masih asyik menulis buku hariannya hingga ketiduran.

Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman (Bagian 6)

(Mulai saling mengenal & memahami masing-masing)

1?: "Iya. Sebenarnya aku masing ingin ngobrol & menghabiskan waktu denganmu. Bisakah besok kita bertemu lagi di sini?!" Katanya dengan sangat berharap sambil kedua tangannya diarahkan ke kedua tangan A dengan maksud untuk memegang tangan A & membuat kesan yang romantis dengan A.

A: "Eits! Apa ini? Kenapa pakai pegang-pegang begini? Aku tidak biasa pegang-pegangan dengan perempuan. Jadi jangan pegang-pegang aku seperti itu, lagi pula apa kamu tidak malu dilihat orang saat kita berpegangan seperti ini?" Sambil berusaha menghindar dari pegangan tangan 1?.

1?: "Untuk apa malu? Bukankah kalau cuma sekedar pegangan tangan saja, itu sudah menjadi pemandangan yang biasa terjadi di tempat umum bagi pasangan yang sedang berpacaran?"

A: "Itu mereka. Tapi tidak denganku. Aku tidak biasa berbuat seperti itu."

1?: "Sebentar saja. Lagi pula aku tidak punya pikiran macam-macam & hanya sekedar mengungkapkan perasaanku yang sedang bergelora & mengusik hatiku. Jika tidak, aku akan merasa gelisah sehingga secara tidak sadar aku akan meremas-remas telapak tanganku bahkan menggigit jari/menggigit bibirku."

A: "Pantas saja saat kamu bertemu orang yang salah kamu hampir terjerumus pada perbuatan terlarang."

1?: Eh! Jangan salah ya! Harga diriku sangat tinggi & tidak dengan mudah takluk pada seorang pria. & aku juga memegang erat prinsip-prinsip hidup dalam berbuat, sehingga aku tidak akan sampai terjerumus pada perbuatan terlarang." Katanya dengan nada ketus & sedikit agak marah.

A: "Iya-iya. Aku ngerti. Tapi kalau denganku, jangan begitu ya.. Aku cuma tidak terbiasa saja berpegangan tangan dengan perempuan jika tidak ada pertalian hubungan keluarga."

1?: "Kalau cuma menyentuh saja boleh tidak?!" Sambil menjawil tangan A.

A: "Eh.. Kalau ini namanya sih akal-akalan kamu saja." Sambil berusaha menghindar dari sentuhan 1?.

1?: "Hahaha...Lucu juga ya kalau ada yang tidak suka disentuh perempuan & malah menghindar sepertimu. Padahal di mana-mana, pria justru senang & malah memanfaatkan kesempatan seperti ini untuk "mencari untung", lagi pula aku cuma mau menggodamu saja kok."

A: "Iya. Tapi kalau kamu itu, dengan sengaja ingin menyentuhku karena sedang berhasrat padaku sehingga aku menghindarimu. Kalau cuma bersentuhan yang tidak sengaja / untuk hal-hal yang diperlukan, maka aku masih bisa memakluminya."

1?: "Tapi aku kan perlu menyentuhmu untuk menggodamu." Katanya sambil tertawa pada A.

A: "Kamu ini bisa saja akal-akalan untuk menggodaku."

1?: "Habis kamu ini lucu & aneh. Sehingga membuatku ingin menggodamu." Jawabnya dengan tawa lebih lebar sampai matanya tertutup sembari berusaha menutup mulutnya dengan tangannya karena tidak kuat menahan tawa.

Beberapa lama 1? terus menggoda A sambil tertawa-tawa, tetapi A terus mengelak. Kemudian A berkata: "Sudah-sudah. Jangan diteruskan. Kalau diteruskan nanti akan membuatmu semakin tertawa terpingkal-pingkal." Pungkasnya untuk melerai keributan yang terjadi saat A berusaha mengelak dari 1? sedangkan 1? masih terus berusaha menggoda A.

1?: "Ok-lah kalau begitu. Aku juga merasa perutku mulai agak kaku karena terus tertawa seperti tadi. Btw, kamu pulang lewat mana?" Balasnya sambil berusaha mengendalikan nafasnya setelah terlalu banyak tertawa.

A: "Aku lewat jalan yang lurus itu." Sambil menunjuk ke arah jalan yang dimaksud.

1?: "Oh. Kalau bagitu kita searah. Aku juga ke arah sana. Tapi di persimpangan jalan aku belok ke kanan. Jadi kita bisa pulang bareng."

A: "Ok!" Sambil bangkit dari tempat duduk yang kemudian diikuti 1?.

Saat berjalan pulang 1? berkata: "Kita seolah berada di dalam cerita dongeng ya.." katanya mencoba menyimpulkan seluruh pembicaraannya dengan A dalam rangka untuk saling mengenal satu sama lain.

A: "Cerita apapun kalau didasarkan pada kenyataan yang ada, mungkin saja untuk terjadi atau paling tidak, ada kemiripannya. Jadi tidak ada yang mengherankan jika suatu cerita benar-benar terjadi."

1?: "Btw, aku pernah baca buku tentang membaca garis tangan untuk melihat nasib. Kamu percaya dengan hal seperti itu?"

A: "Segalanya saling terkait serta tidak ada yang terjadi secara kebetulan & sia-sia, jadi soal kepribadian & nasib bisa saja dilihat pada garis tangan kita, hanya saja yang bisa melakukannya adalah orang yang benar-benar punya kemampuan & keahlian soal itu. Jika tidak, maka membaca garis tangan itu tidak bisa kita percaya sepenuhnya."

1?: "Karena aku pernah membaca buku itu, jadi aku ingin mempraktekkannya. Sini aku lihat telapak tanganmu biar aku lihat seperti apa nasibmu."

A: "Memangnya kamu bisa? Aku juga pernah baca, tapi aku masih belum bisa memahaminya. Itu terlalu rumit bagiku."

1?: "Iya maklumlah. Hanya orang yang berotak cerdas & tekun yang bisa melakukannya." Katanya sambil berlagak membanggakan dirinya.

A: "Tapi aku masih tidak yakin." Katanya dengan ragu sambil mengernyitkan dahi.

1?: "Tidak usah pakai lama, berikan tanganmu, biar aku bisa langsung membacanya." Sambil meraih tangan kiri A & mengamatinya.

Beberapa saat mereka berdua berhenti & berusaha mengamati telapak tangan A. Beberapa kali 1? Membolak balik tangan A & mengusap telapak tangannya serta meraba-rabanya sambil mengarahkannya lebih dekat ke mata 1? agar bisa mengamatinya secara lebih jelas.

1?: "Wah! Garis tanganmu agak susah dibaca."

A: "Haha..bilang saja tidak bisa membacanya, kenapa pakai gaya segala & berlagak serius mengamati tanganku seperti itu."

1?: "Enak saja, aku ini lagi serius kok. Aku memang belum bisa membacanya tapi aku bisa merasakan seperti inikah tanganmu? Rasanya aku ingin memegangnya terus." Katanya sambil mendekatkan & menempelkan tangan A ke pipinya lalu memiringkan kepalanya seperti sedang tidur di atas tangan A.

A: "Hei! Ternyata ini adalah akal-akal-an kamu?! Awas ya kamu! Kamu kira aku juga tidak bisa menggodamu?" Katanya sambil melepaskan & menjauhkan tangannya dari 1?.

1?: "Haha..yang penting aku sudah berhasil mendapatkan apa yang sejak dari tadi aku inginkan padamu tapi tidak kamu bolehkan."

A: "Kamu ini pintar cari-cari kesempatan ya..Berarti mulai saat ini aku harus waspada darimu."

1?: "Iya-lah. Aku kan perempuan yang cerdas. Jadi kamu harus berhati-hati denganku, kalau tidak, kamu akan aku kerjain terus." Katanya sambil tertawa kepada A.

A: "Ok kalau begitu. Eits, jangan bergerak. Sepertinya di wajahmu sedikit kotor karena terkena tanganku. Sini aku bersihkan."

1?: "Haha..kamu mau akal-akal-an dengan cara seperti itu ya?! Haha..ketahuan-lah. Tapi kalau kamu mau menyentuh pipiku, tidak apa-apa. Aku malah senang." Sambil menyodorkan pipi kanannya ke A & menutup matanya.

Tapi A tidak kehabisan akal. Dia malah menggelitik 1? sehingga dia terkejut & tertawa.

1?: "Wah curang! Kamu meng-akal-i aku! Padahal aku sudah bersiap menyodorkan pipiku, tapi kamu malah menggelitik aku." Katanya sambil tertawa kegelian.

A: "Memangnya kamu yang bisa main akal-akal-an seperti itu. Aku pun bisa. Kalau perlu aku akan menggelitik kamu lagi jika kamu main akal-akal-an lagi."

1?: "Hei jangan! Aku paling tidak tahan jika digelitik. Jadi aku mohon, jangan gelitik aku ya?!" Katanya sambil memelas biar tidak dikerjain A.

A: "Haha...akhirnya aku menemukan kelemahanmu. Makanya jangan suka ngerjain aku. Selama kamu bersikap sopan & baik, maka aku tidak akan menggelitikmu."

1?: "Iya maafkan aku. Btw, di depan sudah sampai persimpangan jalan. Jadi sampai di sini ya perjalanan kita & sampai jumpa besok!"

A: "Iya. Hati-hati ya! & sampai jumpa lagi!"

1?: "Hei! Awas! Ada mobil!" Sambil memegang tangan A & menariknya agar menjauh dari jalan raya.

Karena kaget, A secara reflek mengikuti tarikan 1? untuk menjauh dari tepi jalan raya. Tetapi setelah diamati A, ternyata mobil yang diteriakkan 1? berjarak masih sangat jauh dengan A sehingga A langsung tersadar bahwa dia sedang dikerjai 1?.

A: "Oh..oh..ternyata kamu ngerjain aku lagi! Rupanya kamu tidak kapok ya?!" Sambil senyum-senyum ke 1?.

1?: "Haha..berhasil...berhasil...! Ya sudah. Aku pulang dulu ya! Daa..daa..!" Teriaknya sambil berbelok di persimpangan jalan & berlari-lari kecil untuk cepat-cepat menghindar dari A yang berniat mau menggelitiknya.

A: "Oh! Dasar! Ternyata kamu ini pintar ngerjain aku. Hati-hati di jalan ya!" Teriak balik A terakhir kali pada 1? yang sudah terlihat agak jauh darinya.

1? cuma berbalik sebentar & tersenyum pada A lalu melanjutkan perjalanan pulang dengan riang.

Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman (Bagian 5)

(Sikap dalam menghadapi persoalan)

1?: "Btw, bagaimana sikapmu terhadap para perempuan yang pergi darimu setelah kamu menawarkan poligami?"

A: "Sikapku terhadap mereka adalah dengan merasa tidak memiliki mereka. Jadi ketika mereka datang kemudian mereka pergi, maka itu berarti keadaannya kembali seperti semula yakni keadaan seperti ketika mereka belum datang. Sehingga pertemuan dengan mereka yang berujung perpisahan jika diibaratkan seperti perjalanan menemukan jalan buntu yang kemudian membuatku untuk berusaha mencari jalan lain yang bisa membawaku kepada tujuan hidupku. Meskipun begitu, mereka bagaikan seorang pembawa pesan yang akan pergi setelah memberikan suatu pesan yang berharga tentang kehidupan kepadaku."

1?: "Lalu apa kamu nyaman dengan kesendirianmu? Bukankah ada lagu yang mengatakan "hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga"?

A: "Seperti katamu, kita perlu bersyukur & menerima. Jika diibaratkan, ketika berada di lingkungan yang begitu panas menyengat, kita perlu berlindung di bawah pohon kurma (syukur & menerima). Di bawah keteduhan pohon kurma ini, kita bisa merasakan kesejukan & kenyamanan bahkan ketika pohon kurma sudah berbuah, kita bisa menikmati buahnya. Jadi saat kita melihat suasana yang tidak menyenangkan di sekeliling pohon kurma yang begitu panas menyengat maka kita coba alihkan perhatian kita pada suasana yang menyenangkan di bawah pohon kurma yang begitu sejuk & nyaman. Dengan cara itulah aku menikmati keadaan yang sedang aku alami."

1?: "Apa kamu tidak kuatir jika kamu terus menjomblo seumur hidup?"

A: "Hidup ini pencarian, pencarian jati diri, pencarian tujuan hidup, pencarian pendamping hidup, pencarian hal-hal yang kita perlukan dalam hidup & lain sebagainya. Jadi aku akan terus mencari. & dari sekian banyak perempuan di dunia ini, mestinya ada yang mendekati bahkan sangat mirip dengan yang dibayangkan."

1?: "Aku kira dengan banyaknya pengalamanku selama ini aku dapat memahami & merenungi peristiwa yang aku alami dengan baik, ternyata setelah berbincang denganmu, pengertianku atas semua itu masih dangkal. Kamu seperti seorang profesor di universitas kehidupan ini."

A: "Kok sekarang malah kamu yang berlebihan memuji aku?! Aku merasa masih kurang pengalaman & kurang memahami kehidupan, lagi pula di atas langit masih ada langit sehingga pujianmu itu terasa kurang pantas untukku, seharusnya pujian itu untuk orang yang jauh memahami kehidupan ini dibanding aku."

1?: "Ok-ok. Kita sudah saling mengerti sampai sejauh mana pengalaman & pemikiran masing-masing jadi kita sisihkan persoalan puji memuji ini. Btw, aku merasa telah lama & sangat mengenalmu melalui perbincangan kita ini."

A: "Iya, sama, aku juga merasa begitu. Itu karena kita saling meringkas pengalaman & pemikiran kita sehingga bisa dengan cepat meresapi & menghayati karakter masing-masing. Btw, tidak terasa kita sudah lama berbincang, aku pamit pulang dulu ya!"

Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman (Bagian 4)

(Poligami sebagai pilihan)

Sambil geleng-geleng kepala, A berkata: "Aku hampir kehabisan kata-kata untuk memujimu, kamu seolah mengetahui apa yang aku pikirkan. Aku juga seperti berhadapan dengan diriku sendiri. Jadi aku juga sulit menolak sesosok gadis yang terlihat sempurna sepertimu. Tapi aku tidak ingin terjebak lagi dalam kisah cinta seperti yang dulu pernah aku alami & aku tidak ingin menyakitimu."

1?: "Menyakiti bagaimana? Kalau kita saling mencintai, mana mungkin bisa saling menyakiti? Jangan membuatku bingung dengan kata-katamu itu." Sanggahnya dengan dihujani berbagai pertanyaan di benaknya.

Sejenak mereka berdua tidak mengeluarkan sepatah kata pun, kemudian A memecah kebekuan di antara mereka & berkata: "Langit hari ini begitu cerah ya!" Katanya sambil menghirup & menghembuskan nafas dengan lega.

1?: "Kenapa kamu mengalihkan pembicaraan kita?"

A: "Karena agak susah juga mengatakannya. Alasan itu akan mengejutkanmu." Balasnya tanpa memberikan jawaban yang memuaskan.

1?: "Tidak apa-apa. Aku siap kok dengan jawabanmu yang paling mengejutkan sekalipun. Masak kamu meremehkan aku?! Aku kan sudah pengalaman menghadapi bermacam cinta & para pria." Sanggahnya sambil membuka botol minuman dingin & meminumnya.

A: "Jika kamu benar-benar ingin mengetahuinya. Baiklah. Akan aku katakan apa masalah utamanya selama ini. Selama ini aku menawarkan poligami pada setiap perempuan yang ingin bersamaku sehingga ketika mereka akhirnya berkeberatan dengan penawaran itu, mereka akan memupuskan harapannya untuk bersamaku, meskipun mereka begitu mencintaiku."

Mendengar penjelasan A, 1? menjadi tersedak minumannya.

1?: "Ugh..ugh..ugh..Apa kamu bilang?! Poligami?!" Katanya sambil batuk-batuk.

A: "Itu kan! Kamu terkejut!"

1?: "Ya iya lah. Poligami itu kan sebuah kata yang sangat sensitif di telinga para perempuan. Aku pun akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan para perempuan yang tidak bersedia kamu tawari poligami. Apa kamu tidak salah dengan penawaranmu itu? Bisa jadi para perempuan itu akan langsung kabur saat mendengar kamu menawarkan poligami kepada mereka."

A: "Poligami itu pilihan sebagaimana monogami juga adalah pilihan."

1?: "Kok bisa?" Sergahnya dengan penasaran.

A: "Dulu aku memilih monogami ketika ada yang menawarkan poligami tapi sekarang aku memilih poligami meskipun para perempuan yang menyukaiku, menginginkan monogami."

1?: "Tentu saja perempuan tidak mau dipoligami karena monogami saja belum tentu membuatnya bahagia apalagi poligami. Para perempuan yang terpaksa berpoligami pasti akan merasa tersakiti & tidak bisa bahagia. & poligami sendiri pada dasarnya hanya membahagiakan pihak prianya daripada pihak perempuannya."

A: "Semua argumentasimu yang memihak monogami itu benar & aku tidak menyanggahnya. Tapi di sini poligami adalah pilihan. Kita bebas memilih untuk menerima/menolaknya. Jika kamu tidak mau berpoligami maka silahkan kamu melakukan monogami. Tapi jika kamu bersedia dipoligami maka mari kita jalani pilihan itu dengan sukarela bersama para perempuan lainnya yang bersedia dipoligami. Di atas itu semua, monogami merupakan pilihan yang umum diambil kebanyakan orang, tetapi kita juga tidak boleh menutup mata dari kenyataan bahwa masih ada orang yang dengan sukarela berpoligami meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit."

1?: "Waduh! Kini aku tahu alasannya mengapa kisah cintamu begitu berliku & belum berakhir bahagia. Kalau orang lain menawarkan poligami padaku maka tanpa pikir panjang, saat itu juga aku akan menolaknya. Tapi kalau kamu yang menawarkannya, aku butuh waktu untuk memikirkannya. Ini adalah persoalan tentang pria & tentang cinta yang paling sulit yang pernah aku temui."

Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman (Bagian 3)

(Lika liku persoalan cinta)

1?: "Kamu ini ya, masih tetap saja memujiku. Kita ganti topik pembicaraan saja. Dari tadi aku telah banyak menceritakan diriku. Lalu bagaimana dengan dirimu? Kamu terlihat berpengalaman dengan banyak perempuan tapi anehnya kok cuma sekedar teman? Apa perempuan-perempuan itu tidak merasa kamu PHP? Mana bisa mereka akan tahan tanpa status yang jelas denganmu? Apa jangan-jangan banyak dari mereka yang minta putus/kabur darimu?"

A: "Setiap perempuan tentu akan meminta hubungannya dengan seorang pria dinyatakan dengan jelas, tegas & dibuktikan dengan ungkapan-ungkapan cinta, perhatian-perhatian khusus, perlakuan-perlakuan istimewa serta kejelasan akan mau dibawa kemana hubungannya ke depan, apakah untuk senang-senang/serius, karena mereka tidak mau main-main & dipermainkan. Sedangkan selama ini aku hanya bisa menjalin hubungan pertemanan saja & belum bisa memastikan hubunganku dengan mereka. Jadi tebakanmu tadi, sedikit banyak, ada benarnya."

1?: "Apa kamu tidak menyesal para perempuan yang sangat mencintaimu itu akhirnya berpindah ke lain hati karena kamu gantung status hubungannya denganmu? Perempuan itu pada dasarnya jika sudah nyaman menjalin hubungan dengan seorang pria, maka dia akan setia walaupun ada pria lain yang lebih tampan & kaya datang menggodanya. Kalau kamu abaikan mereka & hanya menjalin hubungan pertemanan saja, mana mungkin mereka akan nyaman denganmu? Malah mereka akan melirik kanan kiri mencari pria pengganti yang bisa menjadikannya sebagai kekasih & yang bisa memberi perhatian serta menyayangi mereka."

A: "Jauh sebelum semua ini terjadi seperti saat ini, memang awalnya ada rasa berat hati membiarkan mereka pergi bersama pria lain, tapi lama-lama aku berpikir bahwa inilah kenyataan yang mau tidak mau harus diterima. Selain itu, aku dengan mereka tidak ada ikatan pernikahan, sehingga aku tidak berhak melarang/mencampuri percintaan mereka dengan pria lain. Kalau mereka lebih nyaman dengan pria lain, itu terserah mereka & silahkan jika mereka sampai berlanjut ke pernikahan. Sedangkan aku, biarlah menjalani apa yang telah menjadi pilihanku. & aku tidak menyesal dengan apa yang telah terjadi karena berkat segala peristiwa yang aku alami selama ini & hingga saat ini akhirnya aku menemukan kata-kata "Inilah Aku"."

1?: "Pastilah begitu. Aku pun akan berbuat hal yang sama jika berada di posisi mereka. Memangnya apa masalahnya sehingga kamu tidak bisa memastikan hubunganmu itu?"

A: "Hubungan yang serius & yang berlanjut ke pernikahan tentu butuh persiapan & aku masih mempersiapkannya. Sedangkan mereka ingin cepat-cepat."

1?: "Kalau soal persiapan sih bisa dibicarakan belakangan & itu juga bisa diatur, asal bisa saling memahami situasi & kondisi masing-masing. Kalian bisa ngomong dari hati ke hati & berkompromi dengan keinginan masing-masing perihal hubungan kalian agar impian kalian untuk menikah bisa diwujudkan jadi kenyataan."

A: "Benar juga katamu. Tapi bukan itu masalah utamanya."

1?: "Lalu masalahnya apakah karena kamu tidak suka diatur & didikte? & Kamu ingin mereka mengerti kondisimu & mengikuti ritme langkahmu yang pelan seiring keadaanmu sekarang?"

A: "Kalau kata-katamu yang ini, tidak sepenuhnya aku setuju. Yang aku setuju dengan tebakanmu adalah yang mengatakan bahwa aku tidak suka diatur & didikte."

1?: "Jadi maksudmu mereka mengatur-atur & mendikte dengan mensyaratkan ini, itu & lain sebagainya untuk menikah dengan mereka? Atau mentarget waktu kapan menikah, & jika tidak bisa kamu penuhi, maka mereka tidak jadi menikah denganmu?"

A: "Ada tebakanmu yang aku setuju dengannya & ada yang tidak. Tapi masalahnya bukan itu."

1?: "Kok masih salah ya...mmm...Coba aku tebak. Apa karena orang tua tidak setuju? Apa karena status? Apa karena beda dunia? Apa karena beda keinginan? Apa karena usia? Apa karena beda pemikiran? Apa karena beda prinsip?..."katanya dengan kesal yang diucapkan secara berturut-turut tanpa jeda karena dari tadi tebakannya selalu salah, tetapi sebelum melanjutkan ucapannya, A memotong tebakannya dengan berkata: "Sudah..sudah..kalau ini sih namanya tebakan yang membabi buta, tapi pengalamanmu memang patut diacungi jempol karena punya banyak bahan untuk menebak permasalahanku."

1?: "Hei! Kamu masih saja memujiku. Jangan berlebihan begitu dong kalau memujiku. Lama-lama pertahanan diriku dari pujian bisa runtuh nih."

A: "Aku tidak berlebihan. Aku berkata apa adanya & aku tulus mengatakannya. Aku juga tidak ada niatan apa-apa dengan pujian yang aku ucapkan untukmu. Aku hanya merasa kagum padamu sehingga membuatku ingin memujimu."

1?: "Justru pujian tulus & apa adanya ini yang bisa membuatku tidak berdaya. Karena aku sudah mengenal banyak pria & baru kali ini aku menemukan orang setulus kamu. Kata-katamu yang sederhana & apa adanya yang keluar dari hatimu mampu menyentuh & merebut perhatianku. & sekarang pikiranku mulai terpengaruh olehmu."

A: "Hei! Kamu baru mengenalku, mengapa kamu sudah terpengaruh padaku? Apa kamu tidak takut aku seperti pacarmu yang menampakkan sisi-sisi baiknya untuk menyembunyikan sisi-sisi buruknya?"

1?: "Tidak! Aku bisa merasakannya & perasaanku tak pernah salah. Termasuk pada pacarku itu. Aku sudah merasakan ada hal yang janggal darinya, tapi aku mengabaikannya. Tetapi kali ini aku benar-benar merasakan hal yang berbeda. Aku yakin kamu-lah orang yang aku cari selama ini."

A: "Kamu belum tahu aku orangnya seperti apa & apa masalahku."

1?: "Tidak. Aku seperti telah mengenalmu. Aku seperti menemukan diriku padamu. Aku seperti berbicara pada diriku sendiri."

Saat mereka berdua sedang fokus memperhatikan pembicaraan masing-masing, tiba-tiba ada pedagang asongan lewat & menawarkan dagangannya dengan berkata: "Mbak, mas, minuman dingin, kue-kue, permen, kacang, beli-beli, murah meriah."

Karena merasa haus 1? berkata ke A: "Kamu haus tidak? Sini aku beli'in atau kalau kamu mau jajan, silahkan, pilih saja sesukamu." sambil ambil sebotol minuman dingin & memberikan uang seratus ribu ke pedagangnya.

A: "Tidak-tidak, terima kasih. Aku tadi habis jajan & minum dawet di warung sebelah sana. Jadi aku masih kenyang."

1?: "Oh, ya sudah kalau begitu."

"Maaf mbak, uangnya kegedean. Saya tidak punya kembaliannya." kata pedagang asongan ke 1?.

1?: "Oh! Kalau begitu ambil saja kembaliannya, pak."

"Wah! Bener-an mbak? Dengan uang itu, mbak bisa dapat 20 botol minuman dingin." Kata pedagang asongan dengan nada tidak percaya.

1?: "Iya tidak apa-apa pak. Saya ambil 1 botol saja sedangkan uang kembaliannya untuk bapak. Soalnya hati saya lagi berbunga-bunga & saya ingin berbagi kebahagian ini pada bapak." Katanya dengan nada senang & mimik wajah yang ceria.

"Ohya! Kalau begitu, terima kasih banyak ya mbak! Semoga hubungan mbak & kekasih mbak ini bisa langgeng & berakhir bahagia." Kata pedagang asongan dengan nada senang & tulus mendoakan mereka.

1?: "Iya pak! Terima kasih atas doanya!" Balasnya dengan senyum semakin lebar sambil melirik A.

A hanya diam tidak berkata-kata & tersenyum membalas 1? & pedagang asongan.

Setelah pedagang asongan pergi, mereka kemudian melanjutkan pembicaraan.

A: "Hei! Kok kamu yakin sekali jika aku adalah orang yang kamu cari? Malah membuat bapak itu salah sangka & menganggapku sebagai kekasihmu?" Kata A membuka pembicaraan.

1?: "Kalau iya, kenapa? Memangnya kamu tidak suka aku? Aku tahu kok kamu juga suka padaku. Jadi apa salahnya jika kita mencoba untuk jadi sepasang kekasih?" Jawabnya dengan nada yakin.

A: "Ok-ok! Memang tebakanmu tidak meleset. Aku akui deh kamu memang sudah teruji perihal cinta & pria."

1?: "Lalu? Bagaimana? Apa bisa kita mulai hubungan percintaan kita?" Katanya dengan ekspresi suka cita & sangat berharap.

A: "Mmm...kamu ini begitu agresif sekali & dengan kecantikan serta kebaikan yang kamu miliki, aku tidak heran jika banyak pria yang mudah jatuh cinta padamu."

1?: "Iya...lalu apa jawabanmu? Jangan mengalihkan pembicaraan gitu dong. Jawab dulu pertanyaanku, baru kita bicara yang lainnya." Gerutunya yang tidak sabar mendengar jawaban A.

A: "Sebentar, kita perlu saling kenal dulu & jangan terburu-buru."

1?: "Kalau aku, jika ada pria yang mengena di hatiku, aku langsung saja arahkan pembicaraanya ke hal-hal tentang kejelasan perasaannya padaku & bagaimana jalinan hubunganku dengannya ke depan. & selama ini belum ada yang benar-benar mengena di hatiku, paling-paling cuma sedikit menyentuh hatiku. Tapi kali ini aku benar-benar dibuat tidak berdaya olehmu, karena kamulah orang yang dapat sepenuhnya menyentuh & masuk ke dalam hatiku. Jadi aku tidak akan melewatkan setiap momen bersamamu & tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa memastikan kedekatanku denganmu."

A: "Kenapa kamu tetap seyakin itu? Apa kamu tidak mendapat pelajaran dari hubunganmu dengan para pria sebelumnya?"

1?: "Apa karena ini ya kamu selalu gagal dalam berhubungan dengan para perempuan? Kamu terlalu meragukan orang yang benar-benar mencintaimu. Tidak kah kamu sadar bahwa saat ini, gadis yang berada tepat di hadapanmu telah takluk & tak berdaya dengan pesona cinta yang kamu pancarkan? Atau mungkin kamu butuh sesuatu untuk meyakinkanmu, kamu lihat rumah besar di seberang jalan itu, itu adalah rumahku. Rumah mewah di dekat ujung jalan itu, itu juga rumahku. Di belakang kita di balik rumah besar itu, ada gedung serbaguna untuk pesta-pesta, itu juga milikku. Asal kamu tahu, para pria sebelum kamu tidak ada yang pernah aku beritahukan hal ini kecuali kamu seorang." Katanya sambil menunjuk-nunjuk tempat yang dimaksud ketika dia menceritakan tempat tersebut pada A.

A: "Berarti, ceritanya, kamu ini mau pamer padaku?"

1?: "Tidak! Karena aku merasa kamu bukan orang yang mudah tertarik pada harta kekayaan & aku juga hanya mau menunjukkan bahwa aku pun tidak terlalu bangga dengan harta kekayaan yang aku punyai. Yang aku lihat padamu adalah bahwa kamu melihat sosok yang ada dalam diriku & tidak melihat pada harta kekayaan & kecantikan yang aku miliki. Kamu lebih melihat kebaikan yang melekat pada kepribadianku. Ayolah, jangan mematahkan harapanku. Aku tahu kamu tidak ada alasan untuk menolakku, jadi apa lagi yang membuatmu untuk berpikir & mempertimbangkan lagi menjalin hubungan denganku?"

Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman (Bagian 1)

(Awal perkenalan)

Di sebuah taman kota ada seorang gadis sedang duduk sendiri di salah satu bangku dekat air mancur di tengah taman. Saat itu A tengah berjalan keliling taman menikmati suasana ramai. Ketika A sudah lelah berjalan, dia kemudian menuju sebuah bangku di mana seorang gadis sedang duduk. Saat itu terjadilah percakapan berikut.

A: "Permisi mbak. Boleh saya duduk di bangku ini?"

1?: "Oh! Silahkan. Di sebelah saya kosong kok, tidak ada orangnya." Sambil menunjuk posisi di bangku tempat dia duduk, yang masih kosong.

A: "Baik! Sedang sendirian mbak?" Sambil duduk di sebelah gadis tersebut.

1?: "Memangnya tidak lihat apa kalau saya sedang duduk sendiri!" Jawabnya dengan ketus.

A: "Maaf, kalau pertanyaan saya tidak berkenan di hati mbak."

1?: "Ya..iya-lah! Ngapain anda sok kenal sok dekat & sok perhatian segala pada saya. Kita kan tidak saling kenal. Kalau mau duduk, duduk saja & anda tidak perlu ngurusi saya. Sibukkan saja diri anda dengan urusan anda sendiri & jangan ganggu saya."

A: "Sekali lagi maaf mbak, kalau ternyata saya mengganggu mbak. Hanya saja sewaktu mau duduk, saya melihat anda terlihat begitu sedih, padahal cuaca hari ini begitu cerah & pemandangan di taman begitu indah, sehingga membuat pemandangan suasana taman yang ramai dengan sorak sorai sedikit ganjil."

1?: "Saya mau ngapain itu terserah saya. Saya mau nangis atau saya mau tertawa di sini, itu bukan urusan anda."

A: "Jadi mbak orangnya cuek ya?! Tidak terlalu peduli pada pandangan orang lain di sekeliling anda ketika anda terlihat aneh?!"

1?: "Kok bisa anda mengatakan saya aneh?!"

A: "Bukankah aneh jika dari tadi anda termenung & bersedih sendiri padahal tujuan banyak orang yang datang ke sini adalah untuk bersenang-senang & menikmati suasana di taman, sedangkan anda malah bersedih & meratapi diri sendiri."

1?: "Sebenarnya tidak begitu kejadiannya. Aku tadi datang ke sini memang berniat melepas penat & menikmati suasana di taman. Tapi tanpa sadar ketika aku teringat mantanku, aku begitu terhanyut & bersedih hati sampai kamu datang membuyarkan lamunanku."

A: "Oh! Begitu ceritanya. Kalau dilihat sepintas, kamu sebenarnya orangnya ceria & punya semangat yang tinggi. Kalau kamu sampai bersedih hati seperti itu berarti kamu sangat menyayangi mantan kamu?"

1?: "Iya! Tapi itu dulu, kalau sekarang aku sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi padanya. Aku tadi bersedih karena teringat bagaimana dia bisa setega itu padaku padahal dia sangat mengenalku & aku juga sangat mengenalnya."

A: "Aku prihatin atas masalah yang kamu alami."

1?: "Iya terima kasih. Aku sudah menjalin hubungan sangat lama dengannya dibanding dengan mantan-mantanku yang lain."

A: "Wow! Ternyata kamu adalah primadona para pria sehingga kamu memiliki banyak mantan. Aku juga tidak heran jika kamu seperti itu. Kamu memang gadis yang cantik, menarik & menyenangkan."

1?: "Alah gombal! Emang dasar para pria suka begitu jika melihat gadis cantik. Tapi itu tidak mempan bagiku, jadi jangan coba-coba lagi ya!" Timpalnya sambil tersenyum pada A.

A: "Jadi kamu sudah pengalaman menghadapi banyak pria ya?! Kalau begitu kamu bisa nebak udang di balik batu dong?!" Tebaknya sambil terkekeh.

1?: "Ya iya lah..Dari pengalaman kegagalanku dengan para mantanku, aku bisa mendapat pelajaran yang berharga tentang pria."

A: "Ohya?! Tapi omong-omong, sekarang wajahmu terlihat cerah & tidak terlihat ada kesedihan lagi serta terlihat lebih cantik & memancarkan aura yang mempesona."

1?: "Sudah aku bilang, tidak mempan kamu gombalin aku seperti itu. Kamu kok tetap ngeyel sih!" Sambil mencoba nyubit A, tetapi A menghindari cubitannya.

A: "Ok! Ok! Aku mengalah deh! Memang kamu top banget! Sudah cantik, ditambah lagi, sudah berpengalaman menghadapi pria. Aku salut deh dengan kamu."

1?: "Hei! Kamu kok masih tetap ngeyel sih! Gombal kamu itu sudah basi tahu! Aku sudah sering dengar bermacam pujian & kata-kata manis dari para pria, jadi tidak ada gunanya kamu mengatakan hal itu padaku." sanggahnya sambil tetap mencoba mencubit A lalu setelah itu dia berlagak memalingkan muka & menyedekapkan tangannya.

A: "Baiklah, jika seperti itu."

Beberapa saat terjadi kesunyian di antara mereka kemudian dipecahkan oleh suara A: "Sepertinya perasaanmu saat ini lebih lega & siap melangkah maju menyambut masa depan."

1?: "Yup. Tentulah! Untuk apa juga meratapi masa lalu yang sudah pergi. Sekarang yang terbaik adalah menikmati saat ini & bersiap menyambut masa depan."

A: "Btw, dari tadi kita ngobrol, tapi kita belum berkenalan satu sama lain. Kenalkan namaku A."

1?: "Mmm...panggil saja aku 1?"

A: "Nama apa itu? Bisakah kamu menggunakan nama aslimu?"

1?: "Jangan! Pakai nama samaran itu saja. Toh kita juga baru kenal, jadi apa perlunya aku sebutin nama asliku. Nanti kalau kita sudah makin mengenal & dekat satu sama lain aku akan beritahu nama asliku."

A: "Terserah kamu saja."

Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman (Bagian 2)

(Peristiwa masa lalu yang mendewasakan)

1?: "Kamu sering datang ke sini?"

A: "Kadang-kadang saja. Ketika aku lagi kepengen jalan-jalan, aku datang ke sini."

1?: "Kenapa tidak ngajak pacar kamu? Bukankah lebih enak jika bisa jalan berdua-an begitu?!"

A: "Aku tidak punya pacar & tidak pacaran."

1?: "Apa? Aneh sekali. Jaman sekarang tidak mungkin muda-mudi tidak pacaran. Kalau tidak laku itu sih mungkin, tapi setidak laku-tidak lakunya seseorang, pasti tidak bisa hidup sendiri & akhirnya dia akan cari seseorang untuk dijadikan pacar, biar bisa menyalurkan kasih sayangnya yang bergelora di hati. Terus bagaimana kamu bisa bertahan dengan kesendirianmu?"

A: "Kalau aku mengistilahkannya bukan pacar & berpacaran tapi teman & pertemanan."

1?: "Yah...itu sama saja kali dengan pacar & berpacaran, cuma kamu pakai istilah berbeda untuk memperhalus istilah hubungan kamu dengan perempuan yang sedang dekat denganmu."

A: "Tapi istilah pacar & berpacaran itu sudah diidentikkan dengan hubungan saling memiliki yang membolehkan masing-masing untuk bebas menyentuh bahkan yang lebih ekstrim bebas berlaku seperti suami istri."

1?: "Ada benarnya juga sih. Tapi itu juga tergantung orangnya. Kalau pacaran yang sehat, tidak mungkin terjadi hal-hal negatif seperti itu. Contohnya aku. Paling mentok, saat berpacaran, aku paling cuma sebatas berpegangan tangan saja & maksimalnya berpelukan dengan pacar hanya empat kali seumur hidupku, itu pun yang dua kali ketika memeluk pacarku yang mau terjatuh ketika pingsan karena sakit, satu kali ketika aku dipeluk pacarku saat aku mau terpeleset & yang terakhir karena kesalahanku memilih pacar."

A: "Maksudnya salah memilih pacar bagaimana?"

1?: "Sejak awal perkenalan sampai sebelum aku mengenali wajah asli di balik topeng yang selama ini dia perlihatkan padaku, dia begitu baik padaku & menampakkan perilaku yang mengagumkan. Dia berhasil membuatku terpesona & menganggapnya sebagai orang yang sempurna. Dialah orang pertama yang bisa membuatku tergila-gila padanya. Aku begitu sangat mencintainya. Tapi saat semuanya sudah berjalan meyakinkan & hampir-hampir aku dengannya berlanjut ke jenjang pernikahan, tiba-tiba saat malam itu di pojok taman kota yang sepi, aku cuma berdua dengannya & bergandengan tangan di mabuk asmara. Awalnya aku dengan dia cuma berpegangan tangan saja sambil menikmati malam sunyi yang indah lalu dia mulai memindahkan tangannya ke pundakku & mencoba merangkulku. Secara perlahan tanpa sepengetahuanku, dia mencoba mencari & akhirnya berhasil menemukan & menyentuh bagian yang membangkitkan gairahku sehingga beberapa saat aku melayang & terlena merasakan kenikmatannya."

Beberapa saat dia terdiam sejenak sambil menghela nafas panjang kemudian melanjutkan perkataannya

1?: "Aku benar-benar sangat mencintainya & aku sanggup menyerahkan segalanya padanya, termasuk tubuhku," Katanya sambil menerawang jauh.

A terlihat fokus tidak bergerak melihat 1? sambil menelan ludahnya sampai terdengar bunyinya & menunggu kelanjutan ceritanya.

1?: "Woi! Serius amat dengar ceritaku! Apa karena bersangkutan dengan hal-hal begituan sehingga sampai harus menelan ludah & terdengar seperti itu? Jangan memandangku dengan pandangan senegatif itu. Aku orang baik-baik. Hal itu berkat didikan orang tuaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan" Katanya dengan tiba-tiba sambil tertawa & mencairkan suasana tegang yang terjadi karena ceritanya yang mulai panas tersebut.

A: "Ah! Tidak. Aku cuma terhanyut saja dengan ceritamu. & maaf jika aku sempat menyangka kamu telah terjerumus dalam pergaulan bebas."

1?: "Tidak lah! Karena didikan orang tuaku sudah merasuk dalam jiwaku maka aku tidak akan sampai terjerumus pada pergaulan bebas yang akan membuatku menjadi wanita murahan."

A: "Oh! Syukurlah. Ternyata masih ada orang baik sepertimu di dunia ini."

1?: "Iya. Aku bersyukur sekali ternyata orang tuaku masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kehidupan sehingga bisa mendidikku menjadi seperti diriku saat ini."

A: "Lalu apa kelanjutannya?"

1?: "Begitu aku tersadar & sebelum aku menyesalinya seumur hidup, aku langsung berdiri & menamparnya keras-keras."

A: "Ups! Pasti sakit sekali itu?!"

1?: "Ya iya lah. Memangnya aku perempuan apa'an? Se'enaknya diperlakukan begitu! Memang aku akan menyerahkan segalanya padanya termasuk tubuhku, tapi nanti setelah menikah. Sejak saat itu pandanganku padanya berubah drastis & aku langsung putus hubungan sama sekali dengannya. Begini begini, aku punya harga diri yang tinggi. Kenikmatan sesaat, harta yang melimpah bahkan kekuasaan yang luas tidak bisa membuatku takluk & menjerumuskanku untuk bergaul secara bebas."

A: "Wah! Sikap tegas & prinsip yang kuat yang sangat langka di jaman modern seperti sekarang."

1?: "Memang beginilah diriku."

A: "Oh, jadi itu alasannya, kamu sampai tak sadar sedang melamun sambil bersedih di tengah keramaian?"

1?: "Iya, tapi masalah utamanya bukan itu. Yang aku sedihkan adalah mencari orang sempurna seperti yang aku bayangkan ternyata begitu sulit & malah aku harus merasakan rasa sakit yang begitu dalam. Sampai terkadang aku berpikir apakah hidup itu sesusah ini? Apakah tidak ada cara mudah untuk bisa hidup bahagia? Tapi dari peristiwa menyakitkan ini akhirnya aku sampai pada kesimpulan bahwa hidup bahagia itu ketika bisa menerima kenyataan & bisa mensyukurinya."

A: "Perenunganmu ini sungguh dalam maknanya. Aku seperti mendapatkan mutiara langka yang indah pada dirimu."

1?: "Sudahlah jangan memujiku, aku tidak terpengaruh dengan pujian seperti itu. Lagi pula kesimpulanku itu sebenarnya adalah petuah yang dikatakan seseorang padaku yakni sebuah kata "kurma" yang merupakan singkatan dari kata syukur & menerima. Yang pada akhirnya aku alami & aku rasakan sendiri yang kemudian meyakinkanku bahwa benarlah kata-kata itu.

A: "Orang sepertimu sangat langka. Seseorang terkadang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk bisa menyadari & meresapi pengalamannya sehingga bisa mendapatkan suatu kesimpulan/pelajaran yang berharga dalam hidupnya. Tetapi dirimu dengan usia semuda ini sudah menemukan & menghayati pelajaran yang berharga dalam hidupmu."

Thursday, September 10, 2015

Tulisan sebagai media mengenali diri

Selama ini pikiranku seolah terkurung & terbatasi oleh dunia maya & dunia nyata. Tetapi setelah aku renungkan kembali ternyata pikiranku sendiri yang membatasi diriku untuk berpikir bebas seperti apa yang aku mau. & kini setelah pencarian & penyelamanku ke dalam samudera pikiran yang luas & dalam, aku temukan "Inilah Aku". Inilah aku yang berpikir, merasa, & bertindak. Inilah aku yang memiliki kelemahan, kekurangan, & bahkan keburukan.

Segala pencapaianku tidak terlepas dari para pembenciku yang mencari-cari kelemahan, kekurangan, & keburukanku. Aku ucapkan terima kasih pada mereka yang telah membantuku mengenali sisi tidak baik dalam diriku. Bagi mereka yang berpikir negatif, apa yang dilakukan para pembenci tersebut merupakan usaha untuk menjatuhkan, merendahkan bahkan menghina orang yang dibencinya. Tapi berkat para pembenciku, aku belajar untuk berpikir positif & hasilnya "Inilah Aku".

Dengan berpijak pada penemuan diriku dalam kata-kata "Inilah Aku", maka aku merancang cerita-cerita versi-ku. Terserah jika para pembenciku menyebutnya sebagai cerita bohong, cerita mengada-ada, cerita akal-akal-an, cerita rekayasa, cerita yang tidak nyata, cerita tentang pencitraan diri & lain sebagainya, tetapi yang terpenting sebagaimana yang terdapat pada orang lain, aku punya mimpi, aku punya minat-bakat & aku punya kelebihan serta kemampuan sesuai bidangku yang akan aku kembangkan lebih lanjut & lebih luas.

Di sini aku akan membuat tulisan-tulisan tentang sesosok orang sebagai tokohnya, dalam suatu rangkaian cerita dengan situasi & kondisi yang aku gambarkan sebagaimana yang aku inginkan. Entah sosok & cerita tersebut menggambarkan diriku yang sebenarnya atau menggambarkan orang lain atau bahkan sebenarnya sosok & cerita tersebut hanyalah rekayasa belaka & tidak ada di dunia nyata tapi bisa jadi sosok & cerita tersebut merupakan kombinasi dari itu semua. Di atas semua itu, aku hanya ingin berbagi & menyalurkan minatku dalam mengembangkan cerita sesosok orang yang terus ada dalam pikiranku ini.

Akhir kata, jika anda suka dengan ceritaku maka silahkan nikmati tulisan-tulisan tersebut, tetapi jika anda tidak suka, maka silahkan anda abaikan saja tulisan-tulisanku & buatlah tulisan-tulisan menurut versi anda. Aku hanya ingin membuat karya yang sesuai dengan minat & bakatku tetapi jika anda tidak menganggapnya sebagai suatu karya tetapi malah menganggapnya tidak bernilai & hanya omong doang (omdo) versi tertulis dari seseorang yang tidak berguna & banyak kesalahan, maka buatlah tulisan yang semisal sebagai tandingan untuk mengajariku bagaimana membuat suatu karya yang lebih baik & lebih berbobot.