Friday, September 25, 2015

Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman (Bagian 2)

(Peristiwa masa lalu yang mendewasakan)

1?: "Kamu sering datang ke sini?"

A: "Kadang-kadang saja. Ketika aku lagi kepengen jalan-jalan, aku datang ke sini."

1?: "Kenapa tidak ngajak pacar kamu? Bukankah lebih enak jika bisa jalan berdua-an begitu?!"

A: "Aku tidak punya pacar & tidak pacaran."

1?: "Apa? Aneh sekali. Jaman sekarang tidak mungkin muda-mudi tidak pacaran. Kalau tidak laku itu sih mungkin, tapi setidak laku-tidak lakunya seseorang, pasti tidak bisa hidup sendiri & akhirnya dia akan cari seseorang untuk dijadikan pacar, biar bisa menyalurkan kasih sayangnya yang bergelora di hati. Terus bagaimana kamu bisa bertahan dengan kesendirianmu?"

A: "Kalau aku mengistilahkannya bukan pacar & berpacaran tapi teman & pertemanan."

1?: "Yah...itu sama saja kali dengan pacar & berpacaran, cuma kamu pakai istilah berbeda untuk memperhalus istilah hubungan kamu dengan perempuan yang sedang dekat denganmu."

A: "Tapi istilah pacar & berpacaran itu sudah diidentikkan dengan hubungan saling memiliki yang membolehkan masing-masing untuk bebas menyentuh bahkan yang lebih ekstrim bebas berlaku seperti suami istri."

1?: "Ada benarnya juga sih. Tapi itu juga tergantung orangnya. Kalau pacaran yang sehat, tidak mungkin terjadi hal-hal negatif seperti itu. Contohnya aku. Paling mentok, saat berpacaran, aku paling cuma sebatas berpegangan tangan saja & maksimalnya berpelukan dengan pacar hanya empat kali seumur hidupku, itu pun yang dua kali ketika memeluk pacarku yang mau terjatuh ketika pingsan karena sakit, satu kali ketika aku dipeluk pacarku saat aku mau terpeleset & yang terakhir karena kesalahanku memilih pacar."

A: "Maksudnya salah memilih pacar bagaimana?"

1?: "Sejak awal perkenalan sampai sebelum aku mengenali wajah asli di balik topeng yang selama ini dia perlihatkan padaku, dia begitu baik padaku & menampakkan perilaku yang mengagumkan. Dia berhasil membuatku terpesona & menganggapnya sebagai orang yang sempurna. Dialah orang pertama yang bisa membuatku tergila-gila padanya. Aku begitu sangat mencintainya. Tapi saat semuanya sudah berjalan meyakinkan & hampir-hampir aku dengannya berlanjut ke jenjang pernikahan, tiba-tiba saat malam itu di pojok taman kota yang sepi, aku cuma berdua dengannya & bergandengan tangan di mabuk asmara. Awalnya aku dengan dia cuma berpegangan tangan saja sambil menikmati malam sunyi yang indah lalu dia mulai memindahkan tangannya ke pundakku & mencoba merangkulku. Secara perlahan tanpa sepengetahuanku, dia mencoba mencari & akhirnya berhasil menemukan & menyentuh bagian yang membangkitkan gairahku sehingga beberapa saat aku melayang & terlena merasakan kenikmatannya."

Beberapa saat dia terdiam sejenak sambil menghela nafas panjang kemudian melanjutkan perkataannya

1?: "Aku benar-benar sangat mencintainya & aku sanggup menyerahkan segalanya padanya, termasuk tubuhku," Katanya sambil menerawang jauh.

A terlihat fokus tidak bergerak melihat 1? sambil menelan ludahnya sampai terdengar bunyinya & menunggu kelanjutan ceritanya.

1?: "Woi! Serius amat dengar ceritaku! Apa karena bersangkutan dengan hal-hal begituan sehingga sampai harus menelan ludah & terdengar seperti itu? Jangan memandangku dengan pandangan senegatif itu. Aku orang baik-baik. Hal itu berkat didikan orang tuaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan" Katanya dengan tiba-tiba sambil tertawa & mencairkan suasana tegang yang terjadi karena ceritanya yang mulai panas tersebut.

A: "Ah! Tidak. Aku cuma terhanyut saja dengan ceritamu. & maaf jika aku sempat menyangka kamu telah terjerumus dalam pergaulan bebas."

1?: "Tidak lah! Karena didikan orang tuaku sudah merasuk dalam jiwaku maka aku tidak akan sampai terjerumus pada pergaulan bebas yang akan membuatku menjadi wanita murahan."

A: "Oh! Syukurlah. Ternyata masih ada orang baik sepertimu di dunia ini."

1?: "Iya. Aku bersyukur sekali ternyata orang tuaku masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kehidupan sehingga bisa mendidikku menjadi seperti diriku saat ini."

A: "Lalu apa kelanjutannya?"

1?: "Begitu aku tersadar & sebelum aku menyesalinya seumur hidup, aku langsung berdiri & menamparnya keras-keras."

A: "Ups! Pasti sakit sekali itu?!"

1?: "Ya iya lah. Memangnya aku perempuan apa'an? Se'enaknya diperlakukan begitu! Memang aku akan menyerahkan segalanya padanya termasuk tubuhku, tapi nanti setelah menikah. Sejak saat itu pandanganku padanya berubah drastis & aku langsung putus hubungan sama sekali dengannya. Begini begini, aku punya harga diri yang tinggi. Kenikmatan sesaat, harta yang melimpah bahkan kekuasaan yang luas tidak bisa membuatku takluk & menjerumuskanku untuk bergaul secara bebas."

A: "Wah! Sikap tegas & prinsip yang kuat yang sangat langka di jaman modern seperti sekarang."

1?: "Memang beginilah diriku."

A: "Oh, jadi itu alasannya, kamu sampai tak sadar sedang melamun sambil bersedih di tengah keramaian?"

1?: "Iya, tapi masalah utamanya bukan itu. Yang aku sedihkan adalah mencari orang sempurna seperti yang aku bayangkan ternyata begitu sulit & malah aku harus merasakan rasa sakit yang begitu dalam. Sampai terkadang aku berpikir apakah hidup itu sesusah ini? Apakah tidak ada cara mudah untuk bisa hidup bahagia? Tapi dari peristiwa menyakitkan ini akhirnya aku sampai pada kesimpulan bahwa hidup bahagia itu ketika bisa menerima kenyataan & bisa mensyukurinya."

A: "Perenunganmu ini sungguh dalam maknanya. Aku seperti mendapatkan mutiara langka yang indah pada dirimu."

1?: "Sudahlah jangan memujiku, aku tidak terpengaruh dengan pujian seperti itu. Lagi pula kesimpulanku itu sebenarnya adalah petuah yang dikatakan seseorang padaku yakni sebuah kata "kurma" yang merupakan singkatan dari kata syukur & menerima. Yang pada akhirnya aku alami & aku rasakan sendiri yang kemudian meyakinkanku bahwa benarlah kata-kata itu.

A: "Orang sepertimu sangat langka. Seseorang terkadang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk bisa menyadari & meresapi pengalamannya sehingga bisa mendapatkan suatu kesimpulan/pelajaran yang berharga dalam hidupnya. Tetapi dirimu dengan usia semuda ini sudah menemukan & menghayati pelajaran yang berharga dalam hidupmu."

No comments:

Post a Comment