Friday, September 25, 2015

Pertemuan dengan Seorang Gadis di Taman (Bagian 5)

(Sikap dalam menghadapi persoalan)

1?: "Btw, bagaimana sikapmu terhadap para perempuan yang pergi darimu setelah kamu menawarkan poligami?"

A: "Sikapku terhadap mereka adalah dengan merasa tidak memiliki mereka. Jadi ketika mereka datang kemudian mereka pergi, maka itu berarti keadaannya kembali seperti semula yakni keadaan seperti ketika mereka belum datang. Sehingga pertemuan dengan mereka yang berujung perpisahan jika diibaratkan seperti perjalanan menemukan jalan buntu yang kemudian membuatku untuk berusaha mencari jalan lain yang bisa membawaku kepada tujuan hidupku. Meskipun begitu, mereka bagaikan seorang pembawa pesan yang akan pergi setelah memberikan suatu pesan yang berharga tentang kehidupan kepadaku."

1?: "Lalu apa kamu nyaman dengan kesendirianmu? Bukankah ada lagu yang mengatakan "hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga"?

A: "Seperti katamu, kita perlu bersyukur & menerima. Jika diibaratkan, ketika berada di lingkungan yang begitu panas menyengat, kita perlu berlindung di bawah pohon kurma (syukur & menerima). Di bawah keteduhan pohon kurma ini, kita bisa merasakan kesejukan & kenyamanan bahkan ketika pohon kurma sudah berbuah, kita bisa menikmati buahnya. Jadi saat kita melihat suasana yang tidak menyenangkan di sekeliling pohon kurma yang begitu panas menyengat maka kita coba alihkan perhatian kita pada suasana yang menyenangkan di bawah pohon kurma yang begitu sejuk & nyaman. Dengan cara itulah aku menikmati keadaan yang sedang aku alami."

1?: "Apa kamu tidak kuatir jika kamu terus menjomblo seumur hidup?"

A: "Hidup ini pencarian, pencarian jati diri, pencarian tujuan hidup, pencarian pendamping hidup, pencarian hal-hal yang kita perlukan dalam hidup & lain sebagainya. Jadi aku akan terus mencari. & dari sekian banyak perempuan di dunia ini, mestinya ada yang mendekati bahkan sangat mirip dengan yang dibayangkan."

1?: "Aku kira dengan banyaknya pengalamanku selama ini aku dapat memahami & merenungi peristiwa yang aku alami dengan baik, ternyata setelah berbincang denganmu, pengertianku atas semua itu masih dangkal. Kamu seperti seorang profesor di universitas kehidupan ini."

A: "Kok sekarang malah kamu yang berlebihan memuji aku?! Aku merasa masih kurang pengalaman & kurang memahami kehidupan, lagi pula di atas langit masih ada langit sehingga pujianmu itu terasa kurang pantas untukku, seharusnya pujian itu untuk orang yang jauh memahami kehidupan ini dibanding aku."

1?: "Ok-ok. Kita sudah saling mengerti sampai sejauh mana pengalaman & pemikiran masing-masing jadi kita sisihkan persoalan puji memuji ini. Btw, aku merasa telah lama & sangat mengenalmu melalui perbincangan kita ini."

A: "Iya, sama, aku juga merasa begitu. Itu karena kita saling meringkas pengalaman & pemikiran kita sehingga bisa dengan cepat meresapi & menghayati karakter masing-masing. Btw, tidak terasa kita sudah lama berbincang, aku pamit pulang dulu ya!"

No comments:

Post a Comment