Di suatu waktu di masa yang lalu terjadilah hal berikut (Peristiwa 2).
Di halaman depan rumah Z1 ada sebuah taman & gazebo yang biasanya menjadi tempat bersantai keluarganya. Saat itu di sore hari terlihatlah Y1 & Z1 duduk bersama dengan A di gazebo tersebut.
A: "Ada apa kalian mengundangku untuk datang ke sini?"
Z1: "Kita mengundangmu untuk datang ke sini karena kita mau membicarakan hal yang penting denganmu."
Y1: "Iya. Terkait sikap kita atas hubungan kita selama ini."
Z1: "Aku dengan Y1 sudah diskusikan hal ini & sekarang mau kita ungkapkan padamu. Y1 yang akan menyampaikannya terlebih dahulu padamu."
Y1: "Setelah kurenungkan penjelasanmu & pencerahanmu waktu itu, maka kuputuskan untuk lupakan aku, kembali padanya, aku bukan siapa-siapa untukmu, mencintaimu tak berarti bahwa ku harus memilikimu selamanya."
A: "Kamu ini lagi menyanyi atau apa?"
Y1: "Itu adalah sepenggal lirik lagu yang kunyanyikan untukmu yang sekaligus mewakili isi hatiku padamu."
A: "Aku senang kamu bisa merelakan orang yang kamu cintai untuk orang lain, itu adalah sikap yang luar biasa & itu menunjukkan kedewasaan berpikirmu. Tapi aku lebih senang lagi jika kamu rela dipoligami yang mana itu menunjukkan ketulusan & kebesaran hatimu."
Y1: "Tidak. Aku lebih baik mengalah & merelakanmu untuk orang yang lebih mencintaimu & menyayangimu daripada harus saling memperebutkan seperti dulu."
A: "Aku hargai keputusanmu. Semoga kamu bisa bertemu dengan orang yang sesuai harapanmu & hidup bahagia dengannya."
Z1: "Karena kamu telah mendengar keputusannya untuk mundur maka sekarang tinggal aku seorang, jadi biarkan aku menjadi satu-satunya orang yang akan mendampingimu sampai akhir hayatku."
A: "Meskipun dia mundur & tinggal kamu, aku akan tetap mencari perempuan lain selainmu. Jadi bila engkau ingin bersamaku, berarti kamu harus mau dipoligami, jika tidak, aku akan memakluminya & kamu bisa mencari pria lain sebagai pengganti."
Z1: "Tapi bagaimana jika aku tetap tidak bisa berpaling ke pria lain, meskipun ku telah mencari ke sana ke mari? Apa tidak adakah kompromi lain supaya aku bisa bersamamu?"
A: "Apa lagi? Aku tidak ada penawaran lain selain itu kecuali pilihan untuk menjadi sahabatku. Apa yang kau maksud aku menikah resmi denganmu sedangkan dengan perempuan lain aku menikah siri? Tidak. Aku tidak berpikir untuk melakukan itu. Pernikahanku dengan perempuan lain akan kulakukan secara resmi. Jadi kamu & perempuan-perempuan lain akan menjadi istri yang resmi & sah bagiku."
Z1: "Apa kamu ingat kata-katamu dahulu?"
A: "Iya, aku ingat itu & tentunya kamu juga ingat dengan kata-katamu & semua lika liku peristiwa yang terjadi di antara kita dari awal hingga saat ini. Sekarang semuanya telah berubah, jika kamu benar-benar ingin tetap bersamaku maka turutilah mauku itu. Tapi aku tidak memaksamu untuk harus menuruti mauku itu, jika sebenarnya kamu tidak mau tapi dengan terpaksa berkata bersedia hanya supaya bisa bersama denganku, sebaiknya jangan kamu lakukan, karena aku tidak ingin kamu merasa menderita untuk yang kedua kalinya hanya karena ingin bertahan untuk tetap bersamaku. Yang kuinginkan hanyalah kesediaanmu & kerelaanmu untuk dipoligami dengan sepenuh hatimu tanpa adanya keterpaksaan."
Z1: "Mungkin kita perlu berpisah dulu satu sama lain untuk saling merenungkan lagi hubungan kita. Barangkali dengan kedewasaan & kematangan berpikir kita, nanti kita bisa lebih mantap dalam mengambil keputusan & kuberharap kamu mengubah pikiranmu untuk berpoligami karena kamu sebelumnya bukan orang yang seperti itu. Semoga nanti kita bisa bersama lagi karena aku masih sangat mencintaimu."
A: "Apa kamu berpikir aku main-main dengan keputusanku? Kalau begitu terserah kamu. Nanti saat kita bertemu lagi, kamu juga harus siap dengan penegasan keputusanku atas persoalan ini dengan para perempuan yang terkait di dalamnya."
Z1: "Entahlah. Kuharap aku nanti siap menerima apapun yang jadi keputusanmu pada kita semua."
No comments:
Post a Comment