Tuesday, August 11, 2015

Disangka pria murahan

Di pagi hari A seperti biasa berangkat kerja ke kantornya. Tetapi pada saat itu ada hal yang tidak biasa. Teman kerjanya CC tiba-tiba terlihat berbeda. CC terlihat menunjukkan perhatian yang spesial kepada A. Ketika bekerja, CC sering mencuri-curi pandang kepada A & ketika A melakukan sesuatu, CC tidak segan-segan membantu.

A berkata pada teman kerja di sampingnya: "Hei bro, kertas print-nya habis ya?!"

a3: "Iya. Tadi habis aku buat nge-print dokumen banyak sekali. Mintalah lagi ke bagian admin"

Tanpa disangka CC tiba-tiba datang menghampiri A & memberikan 1 bundel kertas yang dibutuhkannya.

CC: "Habis ya kertas print-nya?! Ini aku bawakan kertasnya. a3 memang suka begitu, ketika kertasnya dia habiskan, dia tidak punya inisiatif mengambilkan kertas lagi."

a3: Wah! Maaf. Soalnya setelah nge-print, aku sibuk nyiapkan dokumen-dokumen itu untuk diserahkan kepada pimpinan."

CC: "Ah! Kamu itu kebiasaan. Ketika tidak sibuk pun kamu juga begitu! Hayo! Mau ngelak apa lagi!"

a3: "Iya...iya...sekali lagi maaf."

Saat CC & a3 sedang bercakap-cakap, A berkata dalam hati: "Mmm...Sepertinya terjadi sesuatu dengan CC. Kenapa ya tiba-tiba dia begitu memperhatikanku, sampai-sampai dia bisa dengar percakapanku dengan a3 soal kertas habis. Padahal meja kerjanya terletak cukup jauh dari meja kerjaku."

CC berkata pada A: "Ohya! Aku mau ambil kopi. Kamu aku ambilkan ya?!"

A: "Boleh & terima kasih ya!" Sedikit tersentak karena lamunannya dipecahkan oleh suara CC yang menawarkan kopi.

a3: "Hei! Kok cuma nawarin dia saja. Aku juga mau kamu ambilkan."

CC: "Kalau kamu sih, ambil sendiri! Lagipula tanganku cuma dua. Satu buat pegang kopiku & satunya buat pegang kopi A."

a3: "Tapi kan bisa pake nampan?!"

CC: "Pokoknya kamu ambil sendiri saja! Biar kamu tidak jadi kebiasaan."

Ketika jam istirahat, CC pun mengajak A untuk makan siang bersama. Sehingga timbul banyak pertanyaan di benak A.

CC: "Yuk kita makan siang bersama! Soalnya aku mau ngobrol-ngobrol denganmu."

Tanpa pikir panjang A menjawab: "Ok. Aku juga ingin bertanya padamu tentang suatu hal soal kejadian hari ini."

Dalam perjalanan A berkata dalam hati: " Ada apa ya dengan CC? Masak dia suka padaku? Bukankah dia adalah istri orang?! Wah...Kalau benar-benar terjadi dia suka padaku, aku akan langsung menolak jika dia mengajakku untuk berselingkuh."

CC: "Kita sudah sampai. Kita makan di sini saja."

A: "Oh di sini tempat kamu biasa makan?! Kalau aku sering pindah-pindah tempat makan & aku juga pernah makan di tempat ini."

CC: "Di sini tempat kesukaanku. Masakan di sini cocok dengan lidahku & rasanya sangat lezat. Dulu aku sering mengajak suamiku ke sini ketika masih penjajakan & pendekatan satu sama lain."

A bergumam dalam hati: "Wah! Ini tidak boleh terjadi. Aku harus dengan tegas menolak jika dia mengajak selingkuh."

A: "Sebelumnya maaf. Hari ini ada yang berbeda denganmu. Kamu berdandan cantik, sering memperhatikanku & membantu pekerjaanku. Bukannya aku tidak mau kamu berlaku seperti itu cuma aku merasa perbedaannya terlalu drastis & bisa menimbulkan salah paham."

CC: "Jadi kamu merasa ya kalau ada yang beda pada hari ini. Memang aku sengaja berbuat seperti itu. Bagaimana? Kamu suka?! Kalau kamu mau, aku bisa berbuat lebih dari itu. Kita bersenang-senang & saling memberi kepuasan satu sama lain. Kamu untung akupun untung. Tidak masalah kalau aku cuma menjadi simpananmu saja. Bukankah pria suka seperti itu?!"

A: "Maaf. Sepertinya kamu salah orang. Walaupun kamu begitu cantik & menarik. Tapi aku bukan orang yang suka selingkuh apalagi merebut istri orang. Kalaupun kita tidak saling kenal & kamu berhasil menarik perhatianku kemudian ketahuan kamu adalah milik orang lain maka sikapku pun tetap sama."

CC tersenyum manis & wajahnya semakin cerah lalu berkata: "Ok! Kalau begitu bagaimana kalau aku bercerai saja dengan suamiku?!"

A: "Cukup! Aku tidak suka pembicaraan kita kali ini. Anggap saja kita tidak pernah makan siang & ngobrol bersama. & jangan harap aku mau kamu dekati lagi. Terima kasih telah mengajakku makan siang & aku balik duluan ke kantor."

CC: "Tunggu sebentar! Dengarkan dulu penjelasanku. Memang benar aku suka padamu, tapi banyak orang tahu bahwa kamu menawarkan poligami padahal aku tidak mau dimadu karena itu bagaikan racun dalam hidupku yang justru akan membuatku menderita. Sehingga kalau ada lagi pilihan dalam hidupku antara memilihmu/suamiku maka aku lebih memilih suamiku yang lebih mencintaiku & menyayangiku untuk hidup bahagia."

A: "Lalu maksud dari pembicaraan kita ini apa?"

CC: "Adikku! Aku heran dengannya. Itulah mengapa hari ini aku memperhatikanmu terus karena aku ingin tahu apa sih yang dia suka darimu sehingga dia ingin dipoligami olehmu. Padahal dia masih anak bau kencur, masih suka dimanja-manja & main-main bahkan dia masih sekolah. Jadi jauh sekali jika dia sampai berpikir untuk menjadi istrimu yang ke sekian."

A: "Aku tidak kenal dia lalu bagaimana bisa dia punya keinginan untuk menjadi istriku?"

CC: "Nah itulah intinya. Siapa sih yang tidak kenal kamu? & Aku ngobrol denganmu ini maksudnya untuk memperantai adikku C yang ingin berkenalan lebih dekat denganmu. Syukur-syukur kamu cocok & bisa mengarah ke hubungan yang lebih serius ke depannya."

A: "Oh begitu. Hampir saja tadi aku salah paham denganmu. Aku terbuka dengan para perempuan yang ingin dekat denganku apalagi kalau cuma untuk berkenalan saja. Kalau melalui perkenalan, yang terpenting jangan terlalu berharap bahwa sekali kenal harus lanjut menjadi hubungan yang serius. Tapi kalau melalui perjodohan, itu harus serius & melibatkan kedua keluarga secara resmi. Paling tidak aku dengan adikmu awalnya dimulai dengan hubungan pertemanan dulu & kalau cocok kita bisa lanjut ke hubungan yang lebih serius. Kalau tidak cocok, kita masih bisa menjadi teman baik."

CC: "Inilah yang aku suka darimu. Kalau kamu monogami & aku belum menikah, aku pasti langsung jatuh hati padamu & mengejar-ngejarmu untuk mengajakmu menikah denganku. Tapi inilah kenyataannya. Kalau begitu nanti aku atur pertemuan kalian & kamu tunggu saja kabar dariku."

A: "Baik! Aku titip salam hangat saja untuk adikmu & sampai ketemu di hari yang kamu tentukan itu."

No comments:

Post a Comment