Thursday, October 1, 2015

Intermezo - edisi rayuan gombal di apotik ( 2 )

!1?: "Permisi!"

+2?: "Iya mas. Ada yang bisa saya bantu?" Katanya dengan lembut & siap melayani sepenuh hati.

!1?: "Saya mau beli obat mbak."

+2?: "Ya iyalah mas. Di sini memang tempat membeli obat, kalau membeli selain obat, tidak di sini tempatnya. Maksud saya, mas mau beli obat apa?" Katanya sedikit heran & merasa aneh.

!1?: "Jual obat macam apa saja di sini?"

+2?: "Banyak lah mas. Ada bermacam obat di sini. Mas mau cari obat apa?" tanyanya dengan sopan & kembali berusaha untuk melayani dengan baik.

!1?: "Obat cinta ada tidak?!"

+2?: "Ah! Mas ini ngajak bercanda saya ya?! Obat macam itu tidak ada di sini mas. Tapi sebenarnya mas sakit apa sih? Kok mas tidak terlihat sedang sakit?!" Tanyanya dengan ragu & sedikit tersentuh dengan kata-kata cinta darinya.

!1?: "Saya memang sedang sakit mbak, sakit demam & meriang. Makanya saya datang ke sini."

+2?: "Sakit demam & meriang itu banyak penyebabnya. Kalau menyebut penyakitnya secara umum seperti itu, saya jadi bingung menentukan obatnya. Sudah periksa ke dokter apa belum? Kalau sudah, sini saya lihat resepnya?" tanyanya untuk mencari tahu penyebab sakitnya sambil bertanya-tanya di benaknya mengenai kata-kata cinta yang tadi diucapkan itu apakah hanya main-main, apa tidak.

!1?: "Sudah mbak. Ini resepnya." Sambil menyodorkan secarik kertas bertuliskan "I Love You!".

+2?: "Mas ini apa?!" Sedikit kaget & hatinya langsung tersentuh lebih dalam.

!1?: "Itu resepnya mbak. Saya sudah periksa ke dokter cinta & katanya itu adalah resep untuk meredakan sakit demam & meriang saya karena cinta."

+2?: "Mas ini mau bercanda apa bagaimana? Kok menyodorkan tulisan ini ke saya? Ini bukan resep & tidak ada obat seperti yang mas maksudkan di sini." Katanya sedikit tidak percaya dengan tulisan ungkapan cinta tersebut.

!1?: "Saya serius kok mbak! Memang itu resepnya & obatnya memang ada di sini."

+2?: "Ah mas ini, kalau masih saja bercanda dengan saya, saya tidak mau melayani mas." Mencoba meyakinkan diri bahwa !1? hanya bercanda saja pada dirinya.

!1?: "Beneran mbak, saya serius! Saya sedang jatuh cinta pada mbak, jadi saya demam & meriang karena rindu pada mbak. Mbak-lah obat cinta saya."

+2?: "Ah! Gombal! Apa buktinya kalau mas cinta padaku?" Pintanya untuk mendapatkan keyakinan bahwa dirinya tidak sedang digombalin.

!1?: "Buktinya adalah kecantikanmu. Tiadalah seorang pria yang dapat menolak gadis secantik dirimu."

+2?: "Manis banget rayuanmu. Tapi itu belum cukup untuk merayuku agar aku jatuh cinta padamu." Pujinya yang mulai terpengaruh oleh rayuan !1? tapi tetap berusaha jual mahal dari rayuan manis !1?.

!1?: "Ketika aku merasakan demam & meriang karena memikirkanmu, segala jenis obat tidak mampu meredakannya. Hanya dirimulah yang bisa mengobati & meredakan sakitku itu, karena cintaku & kerinduanku adalah dirimu."

+2?: "Oh..oh..so sweet banget! Kamu memang pintar merayu ya?!..terus..terus..apa lagi rayuanmu!" Katanya yang mulai kagum & penasaran dengan rayuan-rayuan manis lainnya.

!1?: "Kalau sakit adalah sebuah kemalangan maka sakit demam & meriangku adalah sebuah keberuntungan karena itu adalah pertanda bahwa aku telah menemukan seseorang yang aku cintai."

+2?: "Klepek-klepek deh aku mendengarnya, soalnya terdengar manis banget di telingaku." Katanya yang salut & tidak berdaya dengan rayuannya.

!1?: "Maukah kamu menjadi kekasihku? Agar derita hatiku karena mencintaimu bisa terobati. Karena sungguh derita hatiku ini tidak ada obatnya kecuali dirimu."

+2?: "Oh..romantis banget! Aku mau kok jadi kekasihmu." Jawabnya dengan antusias & merasa kembang cinta di hatinya merekah indah karena menjadi kekasih !1?.

!1?: "Betapa beruntungnya diriku bisa menjadi kekasihmu! Mulai sekarang, engkau menjadi kekasihku & akan kutempatkan engkau pada tempat yang istimewa di hatiku."

Kemudian mereka berlanjut ngobrol ke sana- ke mari untuk lebih saling mengenal & saling dekat satu sama lain.

No comments:

Post a Comment